Bisnis.com, JAKARTA - Hanya tiga bulan sejak Gucci dikecam karena menjual sebuah sweater yang dianggap rasis, kini rumah mode mewah tersebut lagi-lagi menyebabkan kontroversi. Gucci dikecam karena menjual “Indy Full Turban” yang bentuknya serupa dengan turban yang dipakai oleh penganut agama Sikh.
Turban itu awalnya menimbulkan kontroversi sejak kemunculannya di Milan Fashion Week beberapa waktu lalu. Dalam peragaan busana tersebut, Gucci sempat dikritik karena turban tersebut dipakai oleh model kulit putih. Banyak warganet yang menyebut seharusnya Gucci memilih model dengan “kulit berwarna”.
Kini kecaman itu kian bertambah setelah Gucci menjual turban tersebut di toko Nordstrom dengan harga mencapai $800. Dalam situs Nordstrom, turban itu dideskripsikan sebagai “turban modis yang siap menjadikan Anda sebagai pusat perhatian sekaligus menjaga Anda tetap nyaman”.
“Ini sangat menjengkelkan. Apakah seseorang di Gucci tidak cukup peduli untuk mencari tahu apa arti dastaar (turban) bagi kami penganut Sikh? Apakah tidak terpikir di benak kalian untuk mencari tahu sejarah di balik identitas kami? Kami merasa didiskriminasi, bahkan dibunuh, karena memakai sebuah turban,” ujar seorang warganet melalui Twitter.
“Gucci, turban Sikh bukan merupakan aksesori keren yang bisa dipakai oleh model kulit putih, karena itu dipakai oleh mereka yang mengamalkan ajaran Sikh. Menggunakan turban Sikh palsu lebih buruk ketimbang menjual produk Gucci palsu,” tulis pengguna Twitter lainnya.
“Wow, Gucci dan Nordstrom menjual turban sebagai sebuah barang fashion. Sementara kami sering diserang dan dibunuh, karena penampilan kami memakai turban dianggap berbeda. Sekarang perusahaan besar justru mengambil keuntungan,” ujar akun @SikhProf di Twitter.
Di kalangan penganut Sikhs, dastaar atau turban merupakan benda yang melambangkan kehormatan, harga diri, keberanian, spritualitas, dan kesalehan. Sikhisme adalah agama monoteistik (percaya akan satu Tuhan) yang berasal dari wilayah Punjab di bagian utara India.