Bisnis.com, JAKARTA – Pementasan I La Galigo di Jakarta yang digelar pada 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019 menarik perhatian para pencinta seni di Ibu Kota.
Ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang begitu tinggi untuk bisa menonton pementasan musik-teater dari sastra klasik Sulawesi Selatan tersebut.
Bisnis berkesempatan menyaksikan penayangan terakhir I La Galigo yang diadakan pada Minggu (7/7/2019) di Ciputra Artpreneur Theater.
Para pemeran I La Galigo selepas pertunjukan di Ciputra Artpreneur Theater. - Bisnis.com/Eva Rianti
Para penonton tampak berbondong-bondong menuju area teater dan terlihat tak sabar untuk segera menonton pertunjukan tersebut. Seluruh kursi pun telah dipenuhi penonton yang sangat khusyuk menikmati cerita I La Galigo.
Pementasan I La Galigo di Jakarta tidaklah terlepas dari peran Ciputra Artpreneur, yang bekerja sama dengan Yayasan Bali Purnati dan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Presiden Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra Sastrawinata bercerita bahwa keinginan mementaskan I La Galigo di Ciputra Artpreneur Theater sebenarnya sudah sejak 8 tahun yang lalu ketika dia bertemu dengan Direktur Artistik I La Galigo yang juga merupakan Ketua Yayasan Bali Purnati, Restu Imansari Kusumaningrum. Waktu itu, Ciputra Artpreneur belum jadi.
“Bu Restu adalah produser yang melanglangbuana ke sembilan negara dan 12 kota. Pada waktu itu, saya sampaikan, kalau sudah jadi [Ciputra Artpreneur], bagaimana jika I La Galigo dipentaskan,” ceritanya, Minggu (7/7/2019).
Setelah Ciputra Artpreneur dibuka pada 2014, Rina kembali menanyakan hal yang sama kepada Restu. Namun, gayung belum bersambut. Restu memberatkan permintaan tersebut dengan alasan sulitnya membawa seluruh baju pementasan yang jumlahnya sangat banyak.
“Saya sedih. Orang Singapura saja sudah nonton dua kali,” lanjutnya bernostalgia.
Hingga suatu ketika, Rina hadir dalam Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali, dan berkesempatan menonton pementasan I La Galigo yang dipilih sebagai pementasan khusus berkelas dunia pada event tersebut.
Tak jua menyerah membujuk Restu, Rina melakukan hal yang cukup lucu. Dalam momen tersebut, dia sengaja menuju ke belakang panggung untuk melihat baju pementasan yang ternyata memang sangat banyak, yakni sekitar 400 baju.
“Saya jabatan tangan dengan Bu Restu, saya mengatakan, tidak boleh ke negara lain sebelum pentas di tempat saya,” ceritanya sambil tertawa.
Rina mengaku sangat bahagia dengan terwujudnya keinginan adanya pementasan I La Galigo di Ciputra Artprenenur. Terbukti, empat hari penyelenggaraanya di Jakarta telah berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme masyarakat pencinta seni.
“Ini didukung suami dan tim. Kami all out, dan malam ini saya harus katakan yang hadir 1.150, sama dengan jumlah kursi, malah lebih, kita sediakan kursi ekstra,” ujarnya.
I La Galigo sebelumnya telah tampil di berbagai negara, seperti di New York, Amsterdam, Singapura, Melbourne, Barcelona, Milan, Taipei, dan Belanda. I La Galigo akhirnya kembali ke Makassar untuk pementasan di Benteng Rotterdam dan tahun lalu dipentaskan di Bali di event tahunan IMF-World Bank.