Bisnis.com, JAKARTA - Berulang kali mendapatkan penghargaan di Festival Film Indonesia, terakhir di tahun 2018 lalu untuk kategori Lifetime Achievement, Widyawati mengaku memang selalu memilih peran di setiap film yang ia mainkan.
"Dari dulu dapat atau tidak dapat piala saya memang selektif, di mana saya lihat dulu ceritanya setelah itu peran saya seperti apa," tutur Widyawati saat ditemui di peluncuran trailer dan poster film Mahasiswi Muda di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (8/9/2019).
Istri almarhum Sophan Sophiaan ini bercerita kalau ia pernah menolak film yang ditawarkan padanya karena menurutnya, ia tak pantas menerima peran dalam film tersebut.
"Pernah juga saya tolak, waktu itu suami masih ada. Ya saya bilang ceritanya terlalu biasa dan enggak ada sesuatu di dalamnya. Tidak semua peran saya terima, ada juga yang saya enggak bisa mainnya sementara sutradara bilang bisa. Yang tahu diri kita ya diri kita sendiri, ketika itu masih muda dan saya jadi peran orang yang sangat tua," ujar wanita berusia 68 tahun tersebut.
Salah satu alasan mengapa ia menerima film tersebut adalah pesan di film tersebut yang sangat menyentuh yakni pendidikan sepatutnya bisa dirasakan semua umur.
"Ini film saya diminta sudah tahun lalu dan dijelaskan sama mereka (MNC) bagus, bahwa belajar itu kapan pun dan tidak mengenal tua dan muda, buat saya ini menarik. Waktu itu masih lisan pas saya baca memang menarik sekali. Ketika syuting pun tambah (menarik) lagi. Monty (sutradara Mahasiswi Baru) membuat setiap scene jadi hidup sekali," tutur Widyawati.
Widyawati mengatakan kalau banyak sekali rintangan yang ia rasakan selama proses syuting, mengingat banyak sekali kegiatan fisik di luar ruangan yang harus ia lakoni untuk film yang akan rilis pada 8 Agustus mendatang.
"Kalau tenaga di film ini lebih kepada fisik ya, dimana lumayan di usia yang sudah kendor begini, baik usia maupun wajah dan segalanya kendor. Menghafalkan dialog dimana saya mendapatkan peran yang menguras fisik, mau lompat pagar, loncat jendela ya, kan. Terus banyaklah, yang jujur lalu dipanas-panasan dan berlari itu lumayan menguras tenaga," jelasnya.
"Kalau di film sebelumnya memang setiap film dan karakter itu berbeda. Selalu saya di setiap film selalu saya discuss sama sutradara. Tapi ya menurut saya semua sutradara dia dalangnya ya kan. Dia yang menentukan baik tidaknya," tutupnya.
