Bisnis.com, JAKARTA - Hipotiroid kongenital merupakan kondisi kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan atau pada masa anak-anak.
Di Indonesia, angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia cukup tinggi yakni 1dari 2.700 bayi berisiko mengalami hipotiroid kongenital.
“Efek hipotiroid dapat menyebabkan gangguan perkembangan seperti keterbelakangan mental,” ujar dokter spesialis anak Andi Nanis Sacharina pada acara Diskusi Interaktif Waspadai Gangguan Tiroid oleh PT Merck Tbk dan Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Dia mengatakan bahwa hipotiroid kongenital sebetulnya bisa dicegah sejak dini. Itulah sebabnya skrining hipotiroid kongenital bayi harus dilakukan ketika bayi baru lahir.
“Kalau tidak terdeteksi sejak dini, kondisi hipotiroid kongenital terlambat diperbaiki,"ujar Nanis.
Jika otak anak telanjur rusak, pengobatan juga sudah terlambat.
Dokter ahli endokrin anak ini mengatakan bahwa hormon tiroid sangat berperan penting pada anak-anak untuk perkembangan dan pertumbuhan otak pada masa emas pertumbuhannya.
Selain otak, perkembangan pembentukan otot juga membutuhkan hormon tiroid. Itulah sebabnya pemeriksaan hipotiroid kongenital harus dilakukan sejak bayi baru lahir, untuk menghindari keterlambatan.
“Retardasi mental akibat hipotiroid kongenital bisa dicegah jika kondisi ini terdiagnosis sejak dini dan pengobatan sedini mungkin,” ujarnya.
Selain itu, dia menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tiroid pada ibu hamil sebagai upaya deteksi dini.
Pemeriksaan dilakukan pada trimester 1, dan pemeriksaan ulang pada trimester 3.