Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan dan sumber daya orang tua berkaitan erat dengan tingkat pencapaian anak-anak mereka. Sebuah studi menemukan, rendahnya pencapaian anak ini terutama tampak pada mereka yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal.
Para peneliti di Universitas Bristol, Bath dan Universidad de Alcala di Spanyol mendapati anak-anak yang hidup dengan ibu tunggal memiliki penghasilan lebih rendah.
Anak-anak ini juga lebih kecil kemungkinannya untuk tinggal di rumah milik sendiri dibandingkan mereka yang orang tuanya utuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development ini mendiskreditkan gagasan bahwa anak-anak dari ibu tunggal mungkin memiliki pencapaian yang buruk karena keterampilan mengasuh anak.
Para peneliti menemukan sedikit perbedaan dalam kebiasaan pengasuhan ibu tunggal dan orang tua yang berpasangan. Mereka juga menemukan faktor ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan variasi dalam prestasi anak-anak.
Laporan tersebut, yang memiliki konsekuensi signifikan bagi mereka yang menyusun kebijakan pemerintah, mengindikasikan bahwa ibu tunggal, terutama yang memiliki anak di usia yang sangat muda, butuh lebih banyak dukungan finansial sehingga akan mengatasi jurang pencapaian.
Susan Harkness, yang memimpin penelitian dan profesor kebijakan publik di Universitas Bristol, mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa hampir semua hubungan antara ibu tunggal dan konsekuensi negatif untuk pencapaian kognitif anak-anak dapat dijelaskan oleh berkurangnya keadaan ekonomi keluarga.
"Meskipun menjadi ibu tunggal telah menjadi jauh lebih umum di Inggris, defisit yang terkait dengan pengasuhan anak - yang bertentangan dengan keadaan ekonomi yang berkurang - telah menghilang selama 40 tahun terakhir," katanya, dilansir Independent, Rabu (27/11/2019).
Peneliti menemukan anak-anak yang hidup dengan ibu tunggal sebelum usia 11 tahun memiliki kemampuan verbal yang lebih rendah daripada anak-anak yang orang tuanya tetap menjalin hubungan.
Kapasitas kognitif anak-anak terkait erat dengan berbagai konsekuensi di kemudian hari yang berkaitan dengan gaji, kejahatan, kesehatan mental, penyalahgunaan zat dan apakah mereka meninggalkan sekolah.
Single motherhood ditemukan memiliki dampak buruk pada pencapaian anak karena menyusutnya sumber daya keuangan yang dapat mereka akses.
Studi ini menggunakan data dari tiga besar, studi representatif nasional anak-anak Inggris yang lahir pada tahun 1958, 1970, dan 2000, masing-masing dengan informasi lebih dari 10.000 anak.
Proporsi anak-anak di Inggris yang tinggal di rumah yang dikepalai oleh seorang ibu tunggal telah meningkat selama 60 tahun terakhir. Antara 1971 dan 1998, jumlah anak dalam keluarga orang tua tunggal meningkat tiga kali lipat dari tujuh persen menjadi 22 persen sebelum menjadi stabil.
Studi ini menemukan beberapa perbedaan dalam bagaimana keluarga orang tua tunggal dan dua orang tua melakukan pengasuhan untuk anak-anak yang lahir pada tahun 2000 tetapi ini tidak ditemukan menjadi situasi bagi mereka yang lahir pada tahun 1958.
"Di Gingerbread kita tahu bahwa orang tua tunggal dipengaruhi secara tidak proporsional oleh pergolakan keuangan, dengan hampir setengah keluarga orang tua tunggal hidup dalam kemiskinan," kata Laura Dewar, pejabat kebijakan di badan amal orang tua tunggal Gingerbread.
Berdasarkan catatan amal, ada sekitar 1,8 juta orang tua tunggal di Inggris dan sekitar 90 persen orang tua tunggal adalah perempuan. Selain itu, sebuah studi oleh Young Women's Trust menemukan, seperempat ibu muda di Inggris melewatkan makan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka.
Penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni, mensurvei 520 ibu berusia antara 18 dan 30 tahun tentang keuangan, pekerjaan, jejaring sosial, stigma, pengasuhan anak dan dukungan pekerjaan.