Bisnis.com, JAKARTA – Mondelez International merilis sebuah survei yang menganalisa kebiasaan, wawasan, dan tren mengonsumsi camilan konsumen bertajuk The State of Snacking.
Survei tersebut dilakukan secara daring oleh Mondelez International bekerja sama dengan The Harris Poll terhadap 6.068 partisipan berusia 18 tahun ke atas di 12 negara di seluruh dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, dan termasuk Indonesia.
Hasilnya, menunjukkan bahwa terdapat potensi yang sangat besar untuk industri makanan ringan, baik di pasar global maupun Indonesia. Survei juga menyatakan bahwa ngemil tidak lagi hanya berfungsi sebagai asupan tubuh tetapi sebagai momentum membangun kedekatan sosial hingga identitas pribadi.
President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad mengatakan bahwa hal ini menunjukkan adanya perubahan kebiasaan mengonsumsi makanan di kalangan masyarakat Indonesia, dengan meningkatnya urbanisasi dan padatnya kesibukan serta berubahnya keinginan masyarakat.
“Survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan pemahaman pola konsumsi camilan. Hal ini juga dilakukan Mondelez untuk melakukan inovasi terhadap produk-produk yang akan dipasarkan,” katanya di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Berikut ini adalah beberapa hasil temuan survei State of Snacking dari Mondelez yang terkait dengan kebiasaan dan tren ngemil masyarakat Indonesia:
Konsumsi camilan lebih banyak ketimbang makan berat
Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki poin rata-rata 2,7 untuk konsumsi camilan sementara poin rata-rata untuk makanan berat hanya berada pada angka 2,5.
75% responden mengatakan bahwa makanan ringan yang gampang dikonsumsi di sela aktivitas lebih cocok dengan gaya hidup saat ini.
Cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari
Di Indonesia, pagi hari merupakan waktu yang paling populer untuk ngemil. Hasil survei menunjukkan waktu 11:28 menjadi waktu yang dipakai masyarakat untuk mengonsumsi makanan ringan ini.
Jam tersebut merupakan waktu yang lebih pagi dibandingkan dengan negara-negara lain yang disurvei. India misalnya dengan waktu 12:03 dan paling sore adalah Inggris yakni sekitar pukul 15:41. Sementara, rerata waktu global untuk orang ngemil adalah pada pukul 13:35.
Bahkan, tiga per empat orang Indonesia mengatakan bahwa mereka cenderung mengonsumsi camilan pada waktu yang sama setiap harinya.
Alasan mengonsumsi camilan adalah kebutuhan mental dan emosional
Hal menarik lain yang didapatkan dari survei ini adalah alasan mengemil. 93% responden menjawab alasannya adalah untuk meningkatkan suasana hati (mood). 91% menjawab untuk menemukan momen me time dan mendapatkan rasa nyaman.
Alasan lain yang diungkapkan adalah untuk merasa terhubung dengan orang lain, tetap merasa berenergi, dan menjaga kebutuhan nutrisi tubuh.
Sayur dan buah jadi camilan favorit
Survei The State of Snacking juga menelusuri jenis camilan seperti apa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hasilnya, jawaban tertinggi adalah buah dan sayur segar dengan persentase 11%.
Jenis camilan berikutnya adalah biskuit gurih sebesar 9% serta es krim dan berbagai camilan beku lainnya sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa tren konsumsi camilan merata baik camilan manis maupun gurih.
Masyarakat ingin camilan yang nikmat dan sehat di masa mendatang
Dua per tiga responden yang disurvei menyatakan bahwa mereka menginginkan camilan yang lebih bernutrisi di masa mendatang. Tiga harapan utama orang Indonesia akan camilan ke depan adalah camilan yang kaya vitamin (60%), rendah gula (57%), dan segar (56%).