Bisnis.com, JAKARTA – Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) secara resmi mengeluarkan CISDI Health Outlook 2020 yang berisi rekomendasi kebijakan nasional kesehatan pada Selasa (17/12/2019).
CISDI menyatakan bahwa pembangunan kesehatan akan menghasilkan outcome yang diharapkan jika Indonesia fokus pada penguatan enam blok sistem kesehatan yaitu kepemimpinan & tata kelola, pembiayaan, produk dan teknologi, informasi dan riset, serta penyediaan layanan kesehatan.
Dalam dokumen bertajuk “Prioritas Kebijakan Kesehatan Indonesia 2020: Meletakkan Fondasi yang Kokoh untuk Lima Tahun ke Depan”, CISDI menilai ada tiga tantangan utama pembangunan kesehatan nasional: transisi epidemiologi, tantangan struktural dalam negeri serta situasi kesehatan global.
Ketiganya sangat kompleks dan saling berhubungan sehingga dibutuhkan sistem kesehatan yang tangguh untuk mengantisipasi tantangan tersebut.
Diah Saminarsih, Ketua Dewan Pembina CISDI, dikutip dari siaean pers CISDI menekankan, untuk menciptakan sistem kesehatan yang tangguh, reformasi kesehatan harus menempatkan pelayanan kesehatan primer sebagai ujung tombak kesehatan nasional.
“Tantangan kesehatan di Indonesia ini kompleks dan saling berhubungan. Yang paling penting adalah bagaimana sistem kesehatan berpihak pada kebutuhan masyarakat sehingga penggunaan sumber daya efektif," ungkapnya.
"Dengan begini, literasi kesehatan juga dapat meningkat karena Peran PHC sangat strategis karena transformasinya menjamin tercapainya Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage),” sambungnya.
CISDI mendorong reformasi kesehatan dengan pelayanan kesehatan primer sebagai titik utama perubahan dengan segera, mengingat tahun ini adalah tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Menurut Diah, dalam pelaksanaan RPJMN, tahun pertama menjadi masa yang sangat penting dalam membuat penyesuaian sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap warga negara.
“Pemerintah harus terbuka dengan pendekatan-pendekatan baru dan keterlibatan orang lain. Sehingga penting bagi kita semua, khususnya pemerintah dan komunitas kesehatan, untuk berani merefleksikan apa yang sudah kita capai maupun yang belum. Dengan begitu, kita dapat memetakan kesenjangan yang dapat kita isi secara kolektif dan membuka pintu kolaborasi selebar-lebarnya,” tambah Diah.
CISDI mengeluarkan dokumen Health Outlook 2020 berdasarkan portofolio yang dibangun sejak 2014 melalui program penguatan kesehatan primer di daerah-daerah terpencil dan sub-urban di Indonesia, Pencerah Nusantara.
Program yang mengirimkan tenaga kesehatan ke daerah terpencil ini bekerja sama dengan pemerintah baik nasional maupun daerah untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer.
Atas keberhasilannya, Pencerah Nusantara diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015 menjadi program nasional, Nusantara Sehat.