Bisnis.com, JAKARTA – Dirjen Percegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihanto menyebutkan Kementerian Kesehatan sedang memetakan potensi ancaman ular akibat dari musibah banjir yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Ditemui di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (3/1/2020), Anung menyebut saat ini serum Antibisa Ular (ABU) yang tersedia saat ini hanya efektif untuk racun akibat gigitan tiga jenis ular yakni kobra (Naja sputatrix), ular belang (Bungarus fasciatus), dan ular tanah (Agkistrodon rhodostoma).
“Antibisa ular perintahnya Pak Menkes, kita memetakan tentang potensi ancaman dari ular. Ular itu jenisnya macem-macem, kita baru punya untuk 3 jenis ular yang sekarang sebenarnya (Ditjen) Yankes (Pelayanan Kesehatan) yang mengelola hal-hal itu,” ujar Anung, Jumat (3/1/2020).
Selanjutnya, Anung mengatakan serum anti bisa ular yang umum digunakan adalah produksi PT Bio Farma. Sehingga ia berharap, bisa mendorong lembaga penelitian seperti Eijkman untuk menyiapkan antibisa ular untuk spesies yang lebih banyak lagi.
“Kita mendorong Bio Farma, Lembaga Eijkman, untuk mengendalikan sekaligus menyiapkan anti bisa ular. Saya tidak yakin akan selesai tahun 2020, kan proses itu lama,” ungkap Anung.
Anung pun menilai kecil sekali kemungkinan gigitan bisa ular ini menjadi sebuah wabah atau outbreak, sehingga pengadaan serumnya pun masih dibatasi sesuai dengan kebutuhan.