Bisnis.com, JAKARTA - Wabah coronavirus atau virus corona yang dimulai di pusat Kota Wuhan di China, di Provinsi Hubei, telah menewaskan 80 orang di China dan menginfeksi lebih dari 2.750 secara global, kebanyakan dari mereka di China.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto pada Jumat (17/1/2020), mengatakan hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal penyebaran novel coronavirus yang berasal dari Wuhan.
Vaksin pneumonia yang beredar saat ini hanya mampu memproteksi dari jenis pneumokokus tertentu yang spesifik, tidak secara general.
"Jadi supaya dipahami masyarakat, yang terpenting masyarakat paham, bahwa jangan termakan juga oleh hoaks yang menyatakan harus vaksin pneumonia, karena itu tidak memproteksi dari coronavirus Wuhan," tegas Agus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu menekankan bahwa hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah atau menyembuhkan infeksi virus corona.
“Novel corona virus itu belum ada vaksinnya. Namanya juga baru, jadi sebenarnya kita pun juga belum punya. Negara yang terjangkit saja masih sibuk mengatasi supaya berhenti dulu penularan. Tapi memberhentikan penularan saja susah,” ujar Wiendra, di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1/2020) malam.
Untuk mencegah penyakit ini, masyarakat diharapkan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari tempat-tempat berisiko.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan virus corona 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV yang muncul pertama kali di Wuhan, China, bisa menular antarmanusia lewat batuk dan bersin hingga lewat makanan tercemar air liur orang yang terinfeksi virus tersebut.
"Dari cairan dari air liur, kemudian kalau kena batuk di makanannya kemudian termakan juga itu bisa menular," kata Daeng di Jakarta, Minggu (26/1/2020).
Daeng menuturkan selain penularan dari hewan ke manusia, virus corona jenis baru itu dapat menular lewat kontak dekat dengan pasien atau orang yang terjangkit virus itu.
Penularan dengan kontak langsung dengan penderita bisa lewat pernapasan, percikan ludah, terkena napas atau batuk dari orang yang positif terjangkit virus corona itu, atau menyentuh langsung ke makanan yang dimakan orang terinfeksi virus itu.
Untuk menghindari kontak dekat, maka masyarakat diimbau untuk tidak melakukan perjalanan ke tempat terjadinya penyakit itu.
"Salah satu untuk mencegah terinfeksi virus itu yakni jangan melakukan kontak dengan penderita," tutur Daeng.
Penularan virus corona dari hewan ke manusia itu awalnya dari makanan, di mana orang memakan hewan yang membawa virus itu. Pada kasus di Wuhan, China, awalnya yang sakit adalah mereka yang telah memakan sup ular.
"Masyarakat jangan melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang ada penyakit itu biar tidak tertular," tuturnya.
Daeng juga menuturkan agar masyarakat selalu melakukan pola hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
"Karena penularan virus ini bisa ke jaringan mukosa di badan, maka jangan gampang mengucek mata, hidung pakai tangan, dan kalau bisa tangannya selalu bersih, misalnya mau kucek mata dan hidung, mau makan, maka tangan sebaiknya dibersihkan dulu," ujarnya.