Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan menilai stok masker yang habis bukan karena wabah virus corona, namun akibat kabar palsu atau hoaks yang membuat masyarakat cemas.
"Itu (habis) karena virus hoaks-nya lebih banyak," ujar Direktur P2PML Kemenkes dr. Wiendra Waworuntu di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Wiendra mengatakan bahwa saat ini situasi di Indonesia belum terjangkit virus corona, sehingga imbauan penggunaan masker berlaku bagi kalau seseorang batik karena sakit dan tentunya tidak berada dekat dengan orang yang sakit.
"Kita saat ini merasa bahwa memakai masker itu dianggap sebagai kebutuhan dasar, padahal kebutuhan dasar itu adalah mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang, istirahat yang cukup, dan kalau sakit berobat ke fasilitas kesehatan," katanya.
Menurut dia, sebenarnya yang perlu diantisipasi adalah penyakit-penyakit yang ada di Indonesia sekarang seperti TB, HIV dan berbagai penyakit lainnya yang perlu ditangani.
Wiendra mengimbau bahwa masker bisa digunakan bagi mereka yang ingin menghindari cuaca yang tercemar polusi atau kondisi lingkungan udara yang tidak kondusif. Namun, jika dalam kondisi sembuh atau sehat tidak perlu menggunakan masker.
Baca Juga Cek Fakta, Antibiotik Obat Virus Corona |
---|
Terjadinya wabah novel corona virus atau virus corona di China yang kemudian menyebar ke 27 negara di dunia, telah menjadi perhatian WHO dan Kementerian Kesehatan seluruh negara.
Saat ini, ada 20.626 orang yang positif terinfeksi novel coronavirus dan korban tewas akibat terinfeksi virus corona telah mencapai 462 jiwa.
Ketakutan mengenai virus ini juga diperparah dengan adanya berita hoaks mengenai penyebaran virus ini. Penjualan masker meningkat pesat akibat merebaknya wabah virus corona dan penularannya yang dapat melalui antar-manusia.
Menurut pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, penjualan masker mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa setelah wabah virus corona, sementara untuk masker jenis N95 telah langka di pasaran.