Bisnis.com, JAKARTA -- Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Kanker ini paling banyak ditemukan pada laki-laki.
Berdasarkan data Globocan 2018, presentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen dibandingkan dengan total kematian dari seluruh kanker lainnya.
Penyakit ini merupakan penyebab kematian terbanyak bagi pria sebesar 22,8% dan menjadi salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 14,2 persen. Setiap tahunnya, sekitar 26.095 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru, dengan 30.023 kasus baru, tertinggi di Asia Tenggara.
Elisna Syahruddin, Spesialis Paru Konsultan dari Rumah Sakit Persahabatan mengatakan bahwa kanker paru lebih sulit untuk dideteksi secara dini karena gejalanya yang tidak khas, berbeda dengan jenis kanker lainnya yang lebih mudah untuk didiagnosa.
Beberapa gejalanya seperti batuk, sakit atau nyeri dada, dan sesak nafas. Gejala-gejala tersebut memang tidak terlalu khas, bahkan sering kali orang hanya menganggap sebagai penyakit batuk biasa. Apalagi paru-paru tidak memiliki syaraf sehingga ketika berada pada stadium awal belum terasa gejala nyeri.
“Keterlambatan dalam deteksi ini yang membuat angka harapan hidup menjadi semakin kecil, karena biasanya seseorang sudah datang ketika berada di stadium lanjut,” ujarnya dalam konferensi pers Hari Kanker Sedunia 2020, Rabu (5/2/2020).
Padahal, harapan hidup untuk survive dalam lima tahun ketika sudah masuk stadium akhir hanya sekitar 10% bahkan bisa hanya 1 persen untuk stadium IVB. Berbeda halnya jika sudah terdeteksi dari awal, angka harapan hidup bisa mencapai 80 persen hingga 90 persen.
Adapun cara mendeteksi kanker paru sejak dini antara lain melakukan pemeriksaan fisik oleh dokter untuk menemukan kelainan sesuai keluhan, foto paru, bronskopi untuk melihat kelainan dalam saluran nafas, dan biopsy langsung jika kondisi memungkinkan CT scan dada.
Memang cara deteksinya tidak semudah kanker lainnya yang terlihat secara fisik. Untuk itulah, perlu untuk selalu menjaga kesehatan dan lingkungan sehingga mencegah munculnya kanker. Pasalnya, lebih dari 80 persen penderita kanker paru adalah perokok aktif dan perokok pasif.