Warga mengenakan masker sebagai bentuk pencegahan atas virus corona, di kawasan pusat bisnis Singapura, Senin (10/2/2020)./Bloomberg-Seong Joon Cho
Health

WHO Puji Indonesia dalam Mengantisipasi Virus Corona

Newswire
Selasa, 11 Februari 2020 - 17:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kesigapan Indonesia dalam mengatasipasi masuknya virus novel corona ke dalam negeri mendapat kredit khusus dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Medical Officer WHO untuk wilayah Indonesia, Vinod Kumar Bura, fasilitas yang dimiliki Indonesia sudah baik dan sesuai dengan standar lembaganya.

Sejauh ini, pemerintah telah memiliki 100 rumah sakit rujukan untuk menangani kasus infeksi penyakit baru, seperti virus novel corona. Ratusan rumah sakit tersebut tersebar di seluruh Indonesia.

"Mereka baru saja menguji semua spesimen dari 60 kasus dalam beberapa minggu terakhir dan telah mengonfirmasi bahwa tidak satu pun dari kasus itu positif virus novel corona. Kami sepenuhnya yakin bahwa laboratorium ini mampu untuk mendeteksi virus novel corona," kata Vinod di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Selasa (11/2/2020).

WHO sendiri telah menyatakan wabah virus novel corona 2019 di China sebagai darurat kesehatan internasional sehingga mendorong semua negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan dan penyebaran virus tersebut. Vinod menuturkan, risiko terinfeksi virus novel corona di China dan negara-negara di luar China tergolong tinggi.

Hingga Senin (10/2/2020) tercatat 1.016 orang telah tewas akibat wabah virus itu dan 42.638 orang yang positif terinfeksi virus corona di daratan China.

Dengan fakta tidak ada satu pun dari 60 kasus yang berujung positif di Indonesia, menurut Vinod, membuktikan bahwa negara ini peduli dengan masalah Virus Corona dengan meningkatkan kapasitas untuk penanganan deteksi. "Kami terus bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia untuk memantau situasi," ujar dia.

Menurut Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Siswanto, metode pemeriksaan virus novel corona sesuai dengan standar WHO. WHO menetapkan untuk uji konfirmasi laboratorium terkait dengan virus corona melalui dua kali pengujian sampel.

Sebanyak empat tahapan yang dilakukan dalam mendeteksi virus corona, yakni menemukan suspect (terduga) yang benar; mengambil spesimen; mentransfer spesimen tersebut melalui "viral transport medium"; hingga melakukan polymerase chain reaction (PCR) menggunakan mesin PCR dengan benar.

Laboratorium untuk deteksi virus itu dilengkapi dengan peralatan memadai dan tenaga ahli yang terampil. Fasilitas laboratorium rujukan nasional penyakit infeksi emerging Balitbangkes memiliki alat dan kemampuan untuk melakukan serologis, reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR), sekuensing sanger dan sekuensing next generation, flowcitometri dan mikroskop fluorescens, dan lain-lain.

Fasilitas tersebut mempunyai tingkat keselamatan untuk penanganan agen biologi atau biosafety level 2 dan 3 serta biorepository. Siswanto mengatakan laboratorium bisa melakukan pengujian spesimen dengan menggunakan mesin PCR dari materi genetik yang terdapat di spesimen yakni RNA.

Balitbangkes memainkan peranan melakukan uji konfirmasi lab untuk mendeteksi virus. Sedangkan hasil pengujian laboratorium diserahkan kepada Kementerian Kesehatan. "Kita adalah rujukan nasional untuk penyakit new emerging dan reemerging. New emerging adalah penyakit baru muncul dan belum muncul sebelumnya dan menyerang manusia," tuturnya.

Pernyataan dari Vinod di atas muncul tak lama setelah lima peneliti dari Harvard University melakukan riset terhadap penyebaran virus novel corona. Dalam jurnal berjudul Using predicted imports of 2019-nCoV cases to determine locations that may not be identifying all imported cases, disebutkan wabah akibat virus corona meningkat drastis hingga mencapai lebih dari 75.000 kasus pada 25 Januari 2020 dan menyebabkan Kota Wuhan diisolasi.

Pada 4 Februari 2020, kasus tersebut menjadi wabah internasional dengan laporan telah terjadi di 28 negara. Salah satu negara yang terindikasi telah terjangkit adalah Indonesia, dengan laporan satu sampai nol kasus. "Di Indonesia dan Kamboja, yang memiliki penerbangan langsung dari Wuhan selama wabah corona merebak, jumlah kasusnya berada di bawah batas 95 persen PI dan dilaporkan satu sampai nol kasus hingga kini," demikian tulis hasil riset tersebut.

Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro