Bisnis.com, JAKARTA - Insiden viral penumpang Grab Car yang nyaris diculik oleh pengemudi pada Sabtu (8/2/2020) menjadi pembelajaran agar penumpang lebih cermat mengetahui fitur-fitur keselamatan yang ditawarkan oleh sebuah aplikasi.
Penumpang dapat lebih sigap ketika menghadapi kondisi darurat atau diluar dugaan yang mengancam keselamatan dengan mencermati dan menggunakan fitur-fitur tersebut dengan bijak.
Deputy Director of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Reinata Munusamy telah memperbaharui fitur keamanan Grab dengan menambahkan Safety Center/Pusat Keselamatan yang baru di dalam aplikasi sejak tahun lalu. Semua penumpang dapat mengakses beberapa fitur keselamatan.
Sejumlah pembaharuaan yang ditampilkan oleh Grab diantaranya meliputi fitur Share My Ride/Bagikan Informasi Perjalanan. Opsi ini ditujukan bagi penumpang untuk memberi akses bagi keluarga atau orang tercinta melacak lokasi GPS mereka langsung dan status perjalanan. Untuk itu, penumpang harus mengisi kontak darurat di akun profil Grab.
Report a Safety Issue/Laporkan Masalah Keselamatan. Penumpang dapat dengan mudah melaporkan masalah keselamatan, misalnya, mengemudi yang tidak aman, kapan saja dalam perjalanan mereka sehingga Grab dapat mengambil tindakan cepat terhadap potensi insiden keselamatan.
Get Emergency Assistance/Dapatkan Pertolongan Darurat. Jika terjadi keadaan darurat, penumpang dapat meminta bantuan dari tim respon insiden Grab 24/7. Peringatan SMS yang berisi detail perjalanan mereka dan lokasi saat ini akan secara otomatis dikirim ke Kontak Darurat yang didaftarkan. Fitur ini juga telah ditingkatkan untuk memungkinkan penumpang melacak status bantuan darurat.
Selain itu adapula Fitur Pusat Keselamatan untuk melengkapi fitur keamanan lainnya yang telah ada sebelumnya, diantaranya:
Free Call (VoIP), penumpang dan pengemudi kini dapat memilih free call yang akan memberikan panggilan gratis dalam aplikasi Grab.
Verifikasi wajah pelanggan dan pengemudi melalui swafoto. Penumpang yang tergabung dalam Grab untuk pertama kalinya harus melakukan verifikasi wajah secara langsung sebagai bentuk identifikasi sebelum memesan kendaraan untuk pertama kalinya. Pengemudi juga diwajibkan melakukan verifikasi wajah secara berkala untuk dapat masuk ke dalam aplikasi yang dipakai.
Sebelumnya, pengalaman hampir diculik dialami oleh korban berinisial T, Sabtu (8/2/2020) siang, saat akan berkunjung ke ICE BSD Tangerang dari rumah kosnya di kawasan Dharmawangsa,Jakarta Selatan menggunakan taksi daring.
"Jalan dari kosan ke arah kantor gua tuh harusnya putar balik dan dia malah lurus," tulis T dalam Instastory-nya yang kemudian viral di media sosial.
Hal ini menjadi awal kecurigaannya terhadap sopir taksi daring itu. Dia lalu mencoba memberi tahu bahwa jalan menuju kantornya itu salah, tetapi sopir ngotot lewat jalan tersebut dengan alasan mengikuti panduan Google Map.
Dia makin khawatir saat mobil justru membawanya makin jauh dari ICE BSD dan memasuki tol menuju Merak, Banten. Ia pun segera meminta sopir memutar balik tapi sopir ngotot lewat jalur tersebut dengan alasan mengikuti tol.
Di tengah kepanikannya, T kemudian memberi kabar ke pacarnya soal gerak gerik mencurigakan sopir. Ia kemudian menelepon layanan Grab Center melalui panic button di aplikasi.
Dengan suara yang diperkeras, T bercerita kepada operator bahwa sedang menjadi percobaan penculikan oleh sopir. Operator kemudian mengatakan telah melacak keberadaan T dan akan segera mengirimkan bantuan terdekat. Mendengar hal itu, pelaku panik dan segera menurunkannya di pinggir jalan Tol Merak.