Wisatawan memotret arsitektur Benteng Badia di Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (7/4/2015)./Antara-Ekho Ardiyanto
Fashion

HARI ARSITEKTUR INDONESIA: Menjaga Daya Saing Arsitek Anak Bangsa

Syaiful Millah
Rabu, 18 Maret 2020 - 16:00
Bagikan

Apa Peran Pemerintah Memajukan Industri Arsitektur?

Dalam rangka mendorong ekosistem dan industri arsitektur dalam negeri, pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek.

Peraturan tersebut dibuat sebagai bentuk perlindungan hukum bagi arsitek, pengguna jasa, hasil karya arsitektur, dan masyarakat luas. Secara garis besar, Undang-Undang ini membahas mengenai lingkup kerja arsitek, persyaratan, hubungan dengan masyarakat, pembinaan, serta tata cara praktik bagi arsitek luar negeri.

Kendati begitu, Djuhara menyampaikan bahwa implementasi aturan ini masih perlu dipertegas lagi agar arsitektur dalam negeri benar-benar mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Dia juga menuturkan, perlu adanya aturan turunan dari UU 6/2017 tentang Arsitek itu dalam bentuk peraturan pemerintah. Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong pemerintah agar membentuk lembaga dewan arsitek Indonesia.

“UU itu pengaplikasiannya belum lengkap. Belum ada turunannya dalam bentuk peraturan pemerintah dan harus ada yang namanya lembaga dewan arsitek Indonesia supaya kita [arsitek] semakin punya kekuatan hukum dan ada yang betul-betul memperjuangkan,” katanya.

Yandi juga meminta agar pemerintah lebih berperan aktif untuk mendorong sektor arsitektur dalam negeri lebih maju lalu.

Menurutnya, pemerintah harus terlibat dalam peningkatan kualitas arsitek, pengembangan riset yang mengedepankan kekayaan lokal, dan pembentukan platform baru yang mendukung kerja arsitektur Tanah Air.

HARI ARSITEKTUR INDONESIA: Menjaga Daya Saing Arsitek Anak Bangsa
Frederich Silaban adalah arsitek yang merancang Masjid Istiqlal. Silaban menjadi pemenang pertama sayembara rancang bangun yang berlangsung 22 Februari 1955-30 Mei 1955 dan mendapat hadiah uang sebesar Rp25.000 dan medali emas seberat 75 gram./istimewa

Sementara itu, Deputi Pengembangan Destinasi Wisata dan Infrastruktur Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Santosa Sungkari mengatakan bahwa arsitek memiliki andil besar dalam roda perekonomian dan ciri khas bangsa Indonesia.

Menurutnya, pemerintah siap bekerja sama dengan seluruh arsitek dalam negeri untuk setiap peluang yang ada. Hari mengungkapkan saat ini pemerintah tengah menggalakkan destinasi wisata di berbagai daerah.

Terkait hal tersebut, pihaknya telah mengajak arsitek anak bangsa untuk terlibat dalam penggarapan gedung di tempat tersebut, “Kita ajak arsitek untuk membangun creative hub di destinasi wisata. Itu gedung tempat para pelaku ekonomi kreatif berkumpul. Perlu ada sentuhan arsiteknya,” kata Hari kepada Bisnis.

Selain itu, dia juga menyebut bahwa fasilitas publik seperti terminal, pelabuhan, dan bandara saat ini diminta untuk menonjolkan kearifan lokal. Tugas ini, lanjutnya, akan menjadi peluang dan tantangan para arsitek dalam negeri.

Namun demikian, Hari mengingatkan agar arsitek lokal tak hanya mampu menghasilkan karya perencanaan yang bagus, tetapi juga mengerti tentang industri yang dikerjakannya. Misalnya, arsitek yang bertugas mendesain bandara harus memahami seluk beluk dunia penerbangan sehingga hasilnya bisa maksimal, indah dan fungsional.

“Jadi, arsitek dalam negeri harus mengedepankan kearifan lokal, harus paham industri di mana dia mendesain bangunan itu, dan yang tidak kalah penting harus mengetahui cara menjual atau mempromosikan karya-karyanya,” kata Hari.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro