Bisnis.com, JAKARTA – Ahli robotika dan kecerdasan buatan di Edinburgh, Skotlandia bekerja sama untuk menciptakan robot perawatan kesehatan pertama yang bisa melakukan berbagai tugas dan membantu penanganan wabah di masa mendatang.
Ini adalah proyek yang dirancang untuk membantu para orang tua, tetapi kedepannya diharapkan bisa membantu menangani wabah virus seperti pandemi Covid-19.
“Itu [membantu penanganan pasien] bukan sesuatu yang kami benar-benar pertimbangkan saat merancang proyek, tapi ternyata itu cukup relevan dengan apa yang terjadi hari ini,” kata Oliver Lemon, profesor ilmu komputer di Herriot Watt seperti dikutip BBC, Kamis (26/3).
“Anda bisa membayangkan di masa depan ketika berjalan ke ruang tunggu rumah sakit, alih-alih bertemu dengan manusia Anda akan menemukan robot yang dapat membantu. Bebas bicara antar muka itu benar-benar akan lebih diminati,” imbuhnya.
Proyek terbaru yang didanai oleh EU Horizon 2020 ini disebut dengan Socially Pertinent Robots in Gerontological Healthcare (SPRING).
Robot dalam proyek sudah bekerja di beberapa rumah sakit, tetapi sebagian besarnya terbatas pada tugas-tugas kasar seperti memindahkan persediaan atau catatan pasien. Robot juga bisa diajak berkomunikasi menggunakan penolong digital seperti Alexa atau Siri.
Ke depannya, SPRING akan terus mengembangkan kemampuan robot supaya bisa menangani banyak orang dalam situasi sosial. Lemon mengatakan bahwa mereka akan dapat mendeteksi ada berapa orang dalam ruangan
“Mereka akan bertanya pada dirinya sendiri, apakah orang itu gelisah atau apakah orang itu sudah menunggu lama atau bertanya siapa yang bisa saya bantu?,” katanya.
Dia melanjutkan tugas yang dilakukan oleh robot nantinya akan dapat mengelola percakapan dengan mengakui bahwa setiap orang memiliki peran yang berbeda-beda, misalnya sebagai orang tua, pengaruh, dokter, atau perawat.
Adapun, dorongan untuk menciptakan apa yang disebut dengan robot bantuan sosial (socially assistive robots/SAR) adalah proyek pertama yang diumumkan oleh Robotariun Nasional.
Ini adalah kemitraan antara Heriot-Watt dan Edinburgh yang bertujuan menciptakan pusat robotika dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terdepan di dunia. Rencananya gedung baru tersebut akan dibuka di kampus Heriot-Watt 2021 mendatang.
Proyek SPRING juga akan melibatkan delapan lembaga penelitian di Eropa dan Asia. Hal ini diharapkan bisa mengembangkan penelitian baru ke AI percakapan, visi komputer, pembelajaran mesin, dan interaksi robot-manusia, bersama dengan analisis perilaku manusia dan kontrol robot sensorimotor.
Proyek ini dibangun di atas keberhasilan pemenang sistem percakapan AI dalam Heriot-Watt's Amazon Alexa Prize yang disebut Alana. Sebuah perusahaan bernama Alana Ai akan diluncurkan untuk mengembangkan inovasi teknologi tersebut.
Adapun, Lemon mengatakan penelitian menunjukkan robot percakapan memiliki dampak positif bagi banyak orang, karena dapat mengurangi stres dan kesepian serta meningkatkan suasana hati dan kemampuan bersosialisasi seseorang.
“Teknologi robot sosial ini menarik untuk perawatan lansia karena persahabatan dengan robot memiliki potensi jangka panjang yang lebih menghubungkan orang satu sama lain. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan hubungan antara pasien dengan profesional rumah sakit,” katanya.
Akan tetapi, proyek SPRING memiliki waktu yang panjang yakni sekitar 4 tahun pengembangan sehingga mungkin tidak bisa membantu banyak untuk saat ini, ketika kondisi pandemi global benar-benar terjadi. Namun, ke depannya kondisi seperti ini akan bisa melibatkan bantuan para robot kesehatan.