Pakaian
Fashion

Cek Fakta : Pakaian Bukan Sumber Transfer Virus Corona

Desyinta Nuraini
Rabu, 8 April 2020 - 12:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Virus corona membuat masyarakat khawatir dan terkadang melakukan tindakan berlebihan.

Beberapa waktu lalu di Indonesia dihebohkan dengan adanya pasangan yang menggunakan hazmat (baju pelindung diri yang biasa dipakai petugas medis untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona), saat berbelanja ke supermarket.

Tak sedikit pula yang menggunakan jas hujan saat bepergian ke luar rumah.

Tingkah laku ini semata-mata sebagai upaya perlindungan diri. Mereka mungkin khawatir virus yang menginfeksi saluran pernapasan itu menempel di pakaian dan akhirnya menginfeksi. Namun apakah benar virus ini bisa menempel di pakaian?

”Jika Anda keluar untuk berlari di lingkungan atau ke toko bahan makanan, sangat tidak mungkin bahwa Anda akan terpapar COVID-19 melalui pakaian atau sepatu Anda. Kami tidak percaya sepatu atau pakaian adalah sumber penularan yang signifikan,” ujar Dr. Vincent Hsu, seorang dokter penyakit dalam, penyakit menular, dan dokter obat pencegahan di AdventHealth, Orlando, dikutip Bisnis dari Healthline, Rabu (8/4/2020).

Menurut Hsu, belum ada kasus yang terdokumentasi mengenai penularan COVID-19 melalui pakaian dan sepatu pada saat ini. Dia menerangkan COVID-19 adalah penyakit pernapasan seperti flu yang disebabkan oleh novel coronavirus, penyakit ini disebarkan oleh cairan dari saluran pernapasan seperti batuk atau bersin.

Berdekatan dengan pasien terinfeks corona yang sedang batuk dan bersin adalah cara yang paling mungkin untuk penularan langsung.

Namun memang, virus ini dapat bertahan di luar tubuh manusia seperti di permukaan. Seseorang akan tertular COVID-19 setelah memegang benda yang sebelumnya terkena cairan dari orang yang terinfeksi. Para ahli memperkirakan bahwa virus dapat bertahan hidup beberapa jam hingga beberapa hari.

Sementara COVID-19 dapat bertahan selama 2-3 hari pada logam dan plastik. Akan tertapi pakaian tidak dianggap sebagai bahan yang kondusif untuk kelangsungan hidup virus ini.

"Studi terbaik kami di bidang ini, pakaian secara umum tidak dianggap sebagai inkubator virus terbaik," sebut Dr. Kathleen Jordan, spesialis penyakit menular dan wakil presiden di CommonSpirit Health.

Hal ini lantaran sifat bahan kain tidak kondusif bagi kelangsungan hidup virus yang lebih menyukai kelembaban. "Pakaian biasanya lebih dari mesh dari permukaan yang keras, yang berpotensi menyerap angin lebih mudah," kata Jordan.

Transfer virus melalui pakaian tidak mungkin, tetapi para ahli yang diwawancarai oleh Healthline sepakat ada beberapa skenario dimana mencuci pakaian adalah ide yang baik. Terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pasien COVID-19 seperti petugas kesehatan.

Jikalau hanya keluar untuk membeli bahan makanan, tidak perlu mencuci pakaian jika tetap memperhatikan jarak aman dengan orang lain saat berbelanja. “Kami tahu bahwa jarak sosial adalah cara kami yang paling efektif untuk mengendalikan transmisi,” kata Jordan.

Bagaimana dengan sepatu? Sepatu memang cenderung jauh lebih kotor daripada pakaian hanya karena sifatnya yang dipakai sebagai alas kaki. Karena itu benda ini mungkin membawa bakteri dan kontaminan lainnya ke rumah. Meskipun demikian, para ahli sepakat bahwa mereka bukanlah sumber penularan virus corona. “Mereka bukan area sentuh tinggi,” sebut Jordan.

Tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan tambahan untuk memastikan bahwa kontaminan tidak memasuki rumah Anda, dengan membersihkan sepatu dan meninggalkannya di depan pintu atau dengan menaruhnya di rak yang jauh dari area lainnya di rumah anda.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro