Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah upaya masyarakat untuk membentengi diri dari penularan COVID-19, konsumsi obat herbal serta jamu mulai naik daun. Semua orang mengonsumsi jamu dengan masing-masing kandungan yang dipercaya akan mencegah virus ini.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. Inggrid Tania mengatakan bahwa mengonsumsi jamu atau herbal dapat bisa menyebabkan overdosis apabila dikonsumsi secara berlebihan.
“Apapun yang kita konsumsi berlebihan bisa menjadi racun jadi sudah pasti. Cuma kalau jamu bentuknya bahan segar range takarannya bisa luas itu seperti layaknya kita mengonsumsi masakan atau makanan, secara empirik pengalaman itu terbukti aman,” ujarnya dalam Webinar Tetap Bugar di Tengah Pandemi Corona, Kamis (14/4/2020).
Namun, perlu diperhatikan apabila yang dikonsumsi adalah ekstrak jamu, sangat dianjurkan untuk diminum sesuai dengan takaran berbeda dengan jamu atau herbal segar yang dimasak sendiri.
“Kalau bentuknya berupa ekstrak itu merupakan herbal zat aktif yang sudah terkonsentrasi dan sudah ada dosisnya tidak seluas jamu segar. Ada range misalnya per ekstrak jahe dosisnya antara 500 mili gram - 4 gram per hari,” katanya.
Inggrid juga menambahkan bahwa apapun tentang Covid-19 ini harus berbasis ilmiah, jangan panik dan termakan iklan-iklan yang berseliweran, karena sampai saat ini belum ada penelitian spesifik terkait jamu atau herbal untuk virus corona.
Sebagai informasi, pemerintah mencatat adanya penambahan kasus baru pasien positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia, yakni sebanyak 368 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 5.516 kasus.