Bisnis.com, JAKARTA - Penyebaran Covid-19 di seluruh dunia mengkhawatirkan kita semua. Hingga saat ini, jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona terus meningkat tidak hanya secara global, tetapi juga di Indonesia.
Sebagai salah satu usaha untuk mengurangi penyebaran virus Corona di Indonesia dan bertepatan dengan bulan Ramadan yang akan segera berlangsung, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik Lebaran tahun 2020 ini.
Namun, apakah masyarakat menyetujui dan memahami maksud dari larangan tersebut?
Berdasarkan latar belakang di atas, Pegipegi mengadakan riset untuk mengetahui dampak COVID-19 terhadap perubahan perilaku mudik dan travel di Lebaran tahun ini kepada pelanggan di seluruh Indonesia pada 6 - 12 April 2020, dengan lebih dari 120 responden.
Berdasarkan riset yang dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia atau 70 persen di antaranya sangat khawatir terhadap wabah COVID-19 dan dampaknya terhadap kehidupan mereka. 5 dari 10 orang belum memutuskan untuk mudik lebaran, sedangkan 3 dari 10 orang tetap memutuskan mudik lebaran.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat sudah mengerti akan bahaya wabah Covid-19 serta mengetahui dan menyetujui imbauan pemerintah untuk tidak mudik. Meski demikian, masih ada sebagian kecil diantara mereka yang tetap memutuskan mudik, dan sebagian lainnya yang masih ingin melihat situasi ke depan.
Bagi responden yang memilih untuk tetap melakukan mudik pada tahun ini, mereka merencanakan mudiknya dengan bepergian menggunakan pesawat (57%), kendaraan pribadi (26%) dan mobil travel (3%). Sementara, responden yang memutuskan tidak melakukan mudik lebaran, namun sudah memesan tiketnya memutuskan untuk mengajukan pembatalan atau refund (74%).
Sedangkan sisanya, responden memilih untuk mengajukan pergantian jadwal atau reschedule (19%) dan menunggu konfirmasi dari pihak travel dengan melihat situasi ke depan (7%).
Beberapa hal yang menjadi perhatian utama masyarakat akibat dampak mudik di tengah COVID-19 diantaranya adalah kekhawatiran terpapar virus selama mudik, serta risiko menularkan virus ke keluarga di kampung halaman.
Masyarakat juga khawatir jika keadaan COVID-19 semakin memburuk di kota perantauannya. Meski demikian, tidak dapat berkumpul, liburan, dan beribadah Ramadan bersama keluarga juga menjadi kekhawatiran bagi responden.
Mudik merupakan salah satu budaya di Indonesia yang telah berlangsung dari tahun ke tahun. Pada saat Lebaran, sudah menjadi tradisi untuk berkunjung dan berkumpul bersama keluarga besar. Namun, mengingat kondisi saat ini dengan adanya wabah COVID-19, diketahui terjadi perubahan perilaku mudik atau traveling masyarakat Indonesia. Berikut rangkumannya:
1. 94% responden memilih untuk menghindari berpergian ke tempat umum seperti tempat hiburan, rekreasi, dan kuliner.
2. 87% responden lebih memikirkan kondisi kesehatan keluarga di kampung halaman bila tidak mudik ke sana.
3. 83% rela tidak mudik daripada berpotensi menularkan virus COVID-19 ke orang lain.
80% responden mengaku akan merindukan momen berkumpul keluarga di kampung halaman bila tidak mudik.
4. 80% responden tidak berencana traveling ke tempat jauh dalam 1 - 3 bulan ke depan.
5. 74% responden mengaku mengurangi pengeluaran traveling untuk 1 - 3 bulan ke depan.