Bisnis.com, JAKARTA - Secara ilmiah dari ilmu virologi disebutkan bahwa penarikan produk rokok karena kekawatiran penularan virus corona tidak diperlukan.
Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya sekaligus Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) Surabaya, Prof dr Chairul Anwar Nidom mengatakan bahwa rokok tidak menularkan Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19).
Kabar itu muncul menyusul dugaan kemungkinan rokok Sampoerna terkontaminasi virus corona setelah karyawannya terinfeksi.
Nidom menuturkan terdapat salah kaprah dan misinformasi di masyarakat mengenai penularan virus Corona.
“Masyarakat harus diberikan penjelasan sebaik-baiknya bahwa virus yang menempel di benda mati atau benda kering hanya bertahan hidup paling lama selama tiga jam saja,” ujarnya.
COVID-19 tidak akan bertahan hidup di sebuah benda atau produk yang tidak ada bahan biologinya. Sekalipun ada bahan biologi seperti ludah atau kotoran, virus hanya mampu bertahan 8-12 jam.
Sama halnya dengan produk rokok. Nidom menilai rokok yang diproduksi biasanya sudah disimpan di gudang terlebih dahulu sebelum didistribusikan. Artinya ada rentang waktu yang cukup lama dari tahap produksi dan distribusi.
“Rokok itu bahan kering sehingga virus tidak akan tumbuh dan bereplikasi di situ, karena pasti sudah mati,” katanya. Apalagi, kata Nidom, produk rokok dari pabrik yang terpapar telah dikarantina sebelum didistribusikan artinya peluang untuk virus tetap hidup tidak ada sama sekali.
“Rokok bisa jadi media penularan kalau orang melakukan pinjam-meminjam rokok, misalnya satu batang rokok diisap banyak orang. Nah, itu baru bisa menularkan virus,” katanya.
Kalau produk baru dalam kemasan, lanjutnya, sudah pasti tidak ada virus karena sudah diisolasi di gudang sebelumnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono menyebutkan tidak akan ada penarikan produk Sampoerna dari pasaran.
Sebelumnya, beredar kabar tentang penarikan produk rokok buatan PT HM Sampoerna menyusul terinfeksinya karyawannya.