Bisnis.com, JAKARTA - Nama Chairil Anwar, tentu sudah tidak asing lagi bagi para penikmat seni terutama, pecinta sastra.
Pekan ini, melalui kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja, Bakti Budaya Djarum Foundation mengajak para penikmat seni untuk menyaksikan secara streaming rekaman biografi puitis dari penyair ternama Indonesia ini dalam pementasan Perempuan-Perempuan Chairil.
Lakon ini akan ditayangkan pada Sabtu, 9 Mei dan Minggu, 10 Mei pukul 14.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta channel YouTube IndonesiaKaya.
Perempuan-Perempuan Chairil yang ditayangkan ini, merupakan rekaman dari pementasan yang diselenggarakan pada 11 dan 12 November 2017 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Lakon ini menampilkan aktor terbaik Indonesia yaitu Reza Rahadian sebagai Chairil Anwar, Marsha Timothy sebagai Ida, Chelsea Islan sebagai Sri Ajati, Tara Basro sebagai Sumirat dan Sita Nursanti sebagai Hapsah Wiriaredja.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengungkapkan, melihat antusiasme yang tinggi dari para penikmat seni dengan pementasan Perempuan-Perempuan Chairil di Teater Jakarta beberapa tahun silam, maka mereka menghadirkan rekaman pementasan ini dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja.
Dia mengatakan penayangan pementasan ini, merupakan upaya untuk mengenalkan masyarakat secara lebih jauh sosok Chairil Anwar, seorang penyair legendaris Indonesia yang melahirkan karya-karya fenomenal dan mendunia. Pertunjukan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap penulis besar Indonesia, serta membuktikan bahwa karya sastra Indonesia tetap aktual dan dapat diangkat dengan kemasan kekinian sehingga lebih mudah diapresiasi oleh masyarakat terutama generasi muda.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan kita lebih mengenal sosok Chairil Anwar melalui kisah dibalik puisi-puisi ciptaannya.”ujarnya dikutip dari siaran persnya.
Kisah ini terinspirasi dari buku berjudul “Chairil” karya Hasan Aspahani, dari buku itulah Happy Salma dan Agus Noor selaku sutradara menemukan bentuk dan fokus pemanggungan Chairil.
Happy Salma, produser Teater Perempuan-Perempuan Chairil mengatakan karya-karya Chairil Anwar merupakan cermin sejarah untuk memaknai apa arti kemerdekaan manusia, juga kemerdekaan sebuah bangsa.
"Setidaknya esensi itulah yang mendorong saya mewujudkan mimpi mementaskan perjalanan hidup Chairil Anwar. Melalui sejumlah sosok perempuan yang hadir dalam puisinya, pementasan ini menguak sisi lain dari Chairil Anwar dan memperlihatkan kegelisahan hidup dan pemikirannya, serta pertaruhan yang dilakukan semasa hidupnya yang memberi tenaga dan makna pada semangat kemerdekaan di negeri ini,” ujar Happy Salma.
Lakon ini tersaji dalam empat babak, yang menggambarkan hubungan Chairil dengan empat perempuan yakni Ida, Sri, Mirat dan Hapsah. Empat perempuan istimewa, mereka menggambarkan sosok perempuan pada jaman itu. Ida Nasution adalah mahasiswi, penulis yang hebat, pemikir kritis dan bisa menyaingi intelektualisme Chairil ketika mereka berdebat.
Sri Ajati, juga seorang mahasiswi, bergerak di tengah pemuda-pemuda hebat pada zamannya. Ikut main teater, jadi model lukisan, gadis ningrat yang tak membeda-bedakan kawan. Sumirat, juga seorang yang terdidik yang lincah. Tahu benar bagaimana menikmati keadaan, mengagumi keluasan pandangan Chairil, menerima dan membalas cinta Chairil dengan sama besarnya tapi akhirnya cinta itu kandas.
Lalu akhirnya Chairil disadarkan oleh Hapsah, bahwa dia adalah lelaki biasa. Perempuan yang memberi anak pada Chairil ini begitu berani mengambil risiko mencintai Chairil karena tahu lelaki itu akhirnya akan berubah, meskipun itu terlambat, tapi ia tahu Chairil menyadari bahwa Hapsah benar. Empat perempuan yang tak sama, empat cerita yang berbeda.
Tanpa mengecilkan arti dan peran perempuan lain, tapi lewat cerita empat perempuan ini kita bisa mengenal sosok Chairil juga dunia yang hendak ia jadikan, serta zaman yang menghidupi dan dihidupinya.
Reza Rahadian selaku pemeran Chairil Anwar mengatakan Chairil Anwar merupakan seorang penyair besar dengan puisi yang sarat makna dan visioner pada zamannya.
"Memerankan tokoh besar seperti ini menjadi tantangan sendiri buat saya karena dialog-dialognya tersusun dari berbagai puisi dan mendorong saya menggali lebih dalam bagaimana sosok penyair ini dengan membaca karya-karyanya. Berkesempatan menyaksikan kembali pementasan Perempuan-Perempuan Chairil ini membawa kenangan indahnya bekerja sama dengan para pekerja seni yang tergabung selama proses produksi pementasan ini. Semoga kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja pada akhir pekan ini dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni, sehingga semangat dan minat para penikmat seni dengan dunia seni pertunjukan dan juga sastra terus meningkat,” ujar Reza Rahadian.
Pementasan ini juga dimeriahkan dengan hadirnya pemain pendukung yaitu Sri Qadariatin sebagai Perempuan Malam dan Indrasitas sebagai Affandi. Pementasan ini pun didukung oleh tim kerja yang solid dan profesional yaitu Iskandar Loedin sebagai Pimpinan Artistik; Ricky Lionardi sebagai Penata Musik; Prabudi Hatma Samarta sebagai Penata Video; Retno Ratih Damayanti sebagai Penata Kostum; Yudin Fakhrudin sebagai Penata Rias; White Shoes & the Couples Company sebagai Pengisi Lagu; dan dr. Tompi sebagai Fotografer.