WHO Kesal, Ada Kasus Mencurigakan
Pada 5 Januari, dua lab pemerintah lainnya ikut meneliti virus, dan lab lain di Shanghai yang dipimpin Zhang Yongzhen juga telah memecahkan kode tersebut. Yongzhen memperingatkan komisi nasional kesehatan bahwa virus itu kemungkinan menular.
Kasus mencurigakan akhirnya mulai muncul di seluruh wilayah. Di Thailand, petugas bandara menarik seorang wanita yang bepergian dari Wuhan dengan flu parah, sakit tenggorokan, dan suhu tinggi. Para ilmuwan di Chulalongkorn University segera menemukan bahwa dia terinfeksi virus corona baru.
Sementara itu, para pejabat WHO juga kesal dalam sebuah pertemuan internal bahwa China menunda memberikan rincian penting, kendati teknis memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional.
Chief Emergencies WHO mengatakan sudah waktunya untuk bergerak maju dan mendorong informasi lebih lanjut, “Bahayanya sekarang adalah bahwa terlepas dari niat baik kami, akan ada banyak orang yang menunjuk pada WHO jika terjadi sesuatu,” katanya.
Pada 11 Januari, Yongzhen akhirnya menerbitkan urutan genom virus corona di depan otoritas kesehatan yang digunakan oleh para peneliti untuk bertukar informasi tentang patogen. Baru pada saat itulah CDC China, Wuhan Institute of Virology, dan Chinese Academy of Medical Sciences mempublikasikan informasi tentang virus.
Selanjutnya, pada 20 Januari pemerintah China akhirnya memperingatkan penyebaran virus di antara orang ke orang. WHO mengirim tim kecil ke Wuhan dari kantornya di Asia merespons hal tersebut. Perwakilan China, Galea mengatakan kepada rekanannya bahwa China berbicara secara terbuka dan konsisten tentang penularan dari manusia ke manusia.
Komite Darurat WHO yang terdiri dari para pakar independen bertemu dua kali seminggu dan memutuskan untuk tidak merekomendasikan keadaan darurat. Tetapi kekhawatiran badan tersebut mendorong ‘perjalanan luar biasa’ ke Beijing yang dipimpin langsung oleh General Director WHO dan ilmuwan top dunia.
Di akhir perjalanannya, Tedros Adhanom Ghebreyesus, orang nomor wahid di WHO mengadakan pertemuan darurat lain, yang akhirnya memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat global pada 30 Januari.