Ilustrasi - Mencintai diri sendiri/Istimewa
Health

Bicara Sama Diri Sendiri Tidak Berarti Gila, Ini 5 Manfaatnya

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Minggu, 14 Juni 2020 - 15:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya untuk bisa bertahan pada masa sulit seringkali bisa dilakukan dengan memotivasi pikiran dengan kata dan tindakan yang positif.

Tak bisa dipungkiri, ada beberapa pihak yang menilai Anda gila ketika berbicara sendiri. Kini sejumlah ahli mengatakan berbicara kepada diri sendiri alias self-talk ternyata menjadi salah satu metode terapi yang paling efektif.

The Right Mindset, Bryan E. Robinson dari University of North Carolina menilai dirinya bisa melalui banyak hal karena dia sering melalui self-talk. Self-talk terkadang membuat perubahan yang lebih baik tergantung pula dari pengemasan bahasa.

Jika self-talk punya nada yang negatif maka Anda bisa lebih cemas dan depresi. Sebaliknya, jika Anda memakai persepsi self-talk yang positif maka itu bisa memitigasi kecenderungan persepsi buruk dalam mental Anda, serta membuat Anda lebih sehat.

1. Jaga Jarak dengan Diri Sendiri

Riset menunjukkan dalam self-talk sebutkanlah nama Anda dibandingkan "saya". Hal itu memberikan Anda jarak dengan diri Anda sendiri dari bagian penting yang subyektif dalam otak Anda. Metode ini mengajarkan Anda seolah Anda sedang berbicara dengan orang lain.

Dengan pemakaian perspektif orang ketiga dijamin bisa mengendalikan ego Anda. Studi membuktikan cara ini sukses menurunkan kecemasan, memberikan kontrol lebih dalam diri, memberikan kebijaksanaan dan menekan persepsi negatif.

Psikolog dari Universitas Michigan, Ethan Kross menyatakan penyebutan nama dalam self-talk adalah cara menurunkan kecemasan dalam masa stres. Kross bahkan memberikan survei pada 89 responden melakukan self-talk 5 menit sebelum melakukan pidato. Hasilnya langkah ini menurunkan kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri.

2. Membangun dan Menguatkan Mental

Sebenarnya, pikiran Anda punya tameng untui menjaga Anda dari kecemasan dan ketakutan. Tandanya ketika denyur jantung Anda lebih cepat, mata yang lebih tajam, dan nagas yang panjang adalah ciri Anda sudah siap untuk bertarung.

Ketika pikiran Anda berkecamuk, self-talk seringkali membuat keputusan hidup atau mati dalam diri Anda yang membuat Anda bisa melihat berbagai peluang.

Fokus Anda pun seperti lensa kamera. Terkadang bisa jadi blur atas melihat gambaran yang besar. Seiring berjalannya waktu Anda seringkali membangun area blur negatif dalam kacamata pikiran Anda tanpa disadari. Self-talk membantu Anda memperlebar area sudut pandang Anda dan melihat lebih besar solusi, kemungkinan dan kesempatan serta pilihan yang tersedia.

Menurut Barbara Frederickson dari University of North Carolina, dalam salah satu studinya dia membagikan 104 orang dalam 3 grup besar. Kelompok 1 mengekspresikan perasaan positif seperti syukur dan bahagia. Kelompok 2 mengekspresikan perasaan negatif seperti marah dan takut. Kelompok 3 mengekspresikan perasaan netral saja.

Ketiga kelompok itu wajib menulis daftar apa yang bisa mereka lakukan dengan perspektif masing-masing. Hasil studi menemukan, kelompo dengan paradigma positif memiliki daftar kemungkinan dan kesempatan yang lebih banyak.

3. Mengafirmasi Diri Sendiri

Sepanjang 1990, para komedian seringkali membuat lelucon penegasan diri atau self-affirmation semisal; "Aku cukup pintar" atau "aku cukup baik."

Al Franked menampilkan karakter fiksi Stuart Smalley dalam parodi Saturday Night Live sebuah lelucon untuk menolong diri sendiri dengan nama Daily Affirmations-a psychoterapist nightmare. Sejak saat itu banyak orang menyangkal gaya self-affirmation karena dianggap sebagai lelucon semata.

Pada 2014, Clayton Critcher dan David Dunning dari University of California at Berkeley meluncurkan studi bahwa afirmasi positif memiliki fungsi kognitif yaitu memperluas perspektif untuk membantu otak merespon ancaman terhadap diri sendiri. Self-affirmations melalui metode self-talk terbukti membantu para peserta riset yang menjalani hubungan jarak jauh atau long distance relationship dengan keyakinan positif yang lebih berani.

4. Menjaga Hubungan dengan Diri Sendiri

Ketika Anda sadar sedang dalam kondisi emosi yang tak stabil misalnya marah, cemas, dan frustasi, penting untuk merangkul atau memegang salah satu bagian tubuh Anda seperti lengan dan mengingat mereka sebagai salah satu perangkat dalam tubuh Anda.

Mulailah berbicara dengan menyebut diri Anda, katakan aecara jelas dan tenang kepada diri Anda sendiri untuk optimis. Jika Anda berpikir terlalu banyak dari yang mampu Anda lihat itu bisa menimbulkan kecemasan berlebih.

Penting untuk menjauhkan hal itu, bisa menggunakan tangan untuk meredam, menangkal dari dalam tubuh Anda. Katakanlah, "Hai stres, saya lihat Anda sudah kembali." Ini cara mudah untuk merelaksasi semua anggota tubuh Anda termasuk yang terasa tegang.

5. Mengasihi Diri

Ada hubungan linier antara mengasihi diri sendiri, kebahagiaan, kesejahteraan, dan kesuksesan. Semakin tinggi Anda mencintai diri, makin bagus pengendalian emosi Anda. Studi dari University of Wisconsin menemukan meditasi bisa memberikan kebaikan karena memberi efek positif bagi otak yang membuat Anda lebih empati kepada orang lain.

Dengan menggunakan cara magnetik atau functional magnetic resonance imaging (fMRI), para peneliti melihat adanya emosi positif seperti cinta, kasih sayang, dan kebaikan yang bisa dikembangkan seperti halnya mengembangkan kemampuan bermusik. Metode ini menemukan umumnya otak bekerja secara cepat dan dramatis berubah dengan positif berkat meditasi.

Studi lain menunjukkan rasa empati adalah efek dari pengalaman pribadi. Pegawai yang menunjukkan empati biasanya adalah pegawai yang loyal dan produktif, sehingga angka turnover leboh rendah karena terbangun perasaan kepemilikan atas perusahaan.

Jika Anda memerinci kebiasaan dalam komunikasi dengan kasih sayang maka Anda bisa mengubah isi otak Anda. Studi menunjukkan ketika suasana terasa mencekam, self-talk bernada keras untuk penguatan akan muncul namun gaya ini bisa membuat peluang Anda mencapai kesuksesan malah menurun. Daripada harus keras terhadap diri sendiri, gaya yang penuh kasih sayang bisa membantu Anda bangkit lebih mudah dan cepat.

Memaafkan diri sendiri, adalah langkah radikal yang positif. Menurut survei terhadap 119 responden di University Carleton, mahasiswa yang bisa memaafkan diri sendiri setelah pernah melalui kegagalan umumnya bisa melalui ujian tengah semester dan umumnya mereka bisa lulus tepat waktu.

Nah, ketika kita berbicara pada diri sendiri, gunakanlah metode jaga jarak, kata-kata kasih sayang dan positif yang mana lebih cepat memulihkan Anda dan membantu Anda optimal menuntaskan tugas dan tantangan yang Anda hadapi.

Sumber : Psychology Today
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro