Bisnis.com, JAKARTA – Dalam masa integrasi pembatasan sosial berskala besar menuju normal baru sejumlah tempat wisata sejarah sudah buka kembali sejak 8 Juni 2020 termasuk Museum Taman Prasasti.
Dalam catatan Bisnis.com, Museum Taman Prasasti adalah cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang berlokasi di Jalan Tanah Abang Nomor 1, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno, serta miniature makam khas dari 27 provinsi di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, museum yang kaya cita rasa mistik ini juga punya koleksi kereta jenazah antik.
Pada 1975 museum ini sempat ditutup, tetapi pada 9 Juli 1977 kawasan ini disulap sebagai museum dengan nama Museum Taman Prasasti dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Baca Juga Yuk, Cek Kandungan Gizi Makanan Beku |
---|
Menurut Nirwono Joga, ada kemungkinan taman prasasti ini salah satu yang tertua di dunia ketimbang pemakaman Fort Canning Park (1926) di Singapura, Gore Hill Cemetery (1868) di Sydney, La Chaise Cemetery (1803) di Paris, Mount Auburn Cemetery (1831) di Cambridge, dan Arlington National Cemetery (1864) di Washington DC.
Keunikan Museum Taman Prasasti memang menjadi primadona bagi wisatawan menemukan pose foto yang keren dengan nuansa antik nan klasik. Tak heran jika Museum Taman Prasasti cukup populer sebagai lokasi foto untuk prewedding..
Dalam pantauan Bisnis.com sebelum pandemi, umumnya pengunjung yang datang ke Taman Prasasti adalah tim foto session untuk prewedding sampai untuk buku tahunan untuk kelulusan SMP, SMA, sampai kuliahan.
Maklum saja, salah satu makam di museum ini adalah museum tokoh mahasiswa yang terkenal, yaitu Soe Hok Gie. Alhasil, seringkali nisan bertuliskan nama Soe Hok Gie menjadi sarana pemotretan.
Memasuki masa normal baru, museum ini mulai beroperasi seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya saja dengan kewajiban menggunakan masker di area ini. Petugas juga menyediakan hand sanitizer untuk pengunjung meski sangat dianjurkan pengunjung juga membawa hand sanitizer sendiri.
Sebelum masuk pun pengunjung harus melalui tes suhu tubuh. Selain itu jumlah pengunjung akan dibatasi menjadi 50 persen saja dari tingkat keterisian normal atau hari biasa.