Dana Paramita bisa membagi waktu bekerja dan membuat konten./Instagram
Relationship

Membagi Waktu Antara Pekerjaan dan Membuat Konten Dari Dana Paramita

Rezha Hadyan
Kamis, 25 Juni 2020 - 19:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Nama Dana Paramita mungkin tak asing bagi Anda yang senang menonton televisi. Dana, demikian panggilan akrabnya tampil di layar kaca sebagai reporter sekaligus penyiar berita salah satu televisi swasta yang bermarkas di bilangan Senayan, Jakarta Selatan.

Namun, di luar profesinya tersebut Dana juga dikenal sebagai influencer dengan ratusan ribu pengikut di akun Instagram pribadinya @paramitadana. Selain itu, dia juga dikenal sebagai vlogger lewat sejumlah video kegiatannya yang diunggah di kanal Youtube miliknya.

Kepopuleran Dana makin melejit setelah beberapa waktu lalu mengadakan bincang-bincang santai bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di akun Instagram-nya. Selain itu, keikutsertaan di berbagai diskusi maupun seminar sebagai pembicara sebelumnya ikut mendongkrak popularitasnya.

Tak pernah terbesit di pikirannya bisa menjadi salah satu influencer di Tanah Air. Tujuan awal dirinya mengunggah berbagai konten di media sosial, khususnya terkait aktivitasnya selama bekerja sebagai reporter adalah untuk memberikan informasi yang belum banyak orang tahu dan menambah teman.

Terlebih kantornya juga memberikan dukungan kepada dirinya untuk mengunggah konten-konten tersebut.

"Awalnya aku pengen share tentang kegiatanku sebagai reporter aja, karena mungkin banyak yang belum tahu cerita di balik layar dan murni pengen share aja," katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Menurut Dana, konten-konten yang diunggah, khususnya di Instagram tak melulu terkait dengan aktivitasnya sebagai reporter saja. Dia juga mengunggah konten mengenai keseruan liburannya di berbagai destinasi wisata, mencicipi berbagai jenis kuliner, hingga tips padu padan fesyen.

Namun, dia tetap berupaya untuk konsisten mengunggah lebih banyak konten-konten mengenai aktivitasnya sebagai reporter.

"Aku berusaha konsisten untuk memberikan informasi terkait kerjaan aku sekarang diselingi OOTD (outfit of the day) dan silly post, biar nggak serius-serius amat. Intinya aku post apa yang aku suka," ujarnya.

Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah itu menyebut kedepannya dia akan lebih banyak mengunggah lebih banyak konten terkait fesyen seperti beberapa tahun lalu. Selain itu, dia mengaku telah menyiapkan konten-konten lain yang tak kalah menarik dan tentunya diluar aktivitasnya sebagai reporter, termasuk lewat podcast.

Untuk mendukung rencana tersebut, dirinya telah menyiapkan tim khusus yang juga akan membantu pembuatan konten, khususnya untuk proses pengolahan atau editing.

"Untuk ke depannya ada banyak ide, tapi salah satunya yang mau aku segera aku bikin lagi adalah konten terkait fesyen. Aku ingat di awal-awal sering sekali membuat konten dengan tema fesyen. Tetapi karena kesibukan konten ini sempat terbengkalai," tuturnya.

Walaupun demikian, Dana mengaku akun-akun media sosialnya sepenuhnya dikendalikan sendiri, alih-alih dibantu oleh tim. Tujuannya adalah agar bisa berinteraksi langsung dengan pengikutnya yang dianggapnya sebagai teman daring.

Selain membalas komentar dan pesan-pesan yang masuk, dirinya dalam beberapa kesempatan juga berinteraksi lewat fitur tanya jawab yang ada di Instagram.

"Selama aku ada spare time buat baca DM (direct message), pasti aku balas kok, karena aku suka making friends," katanya.

Sebagai seorang influencer, Dana mengaku kebanjiran tawaran endorsement atau paid promote dari berbagai pihak. Namun, dia tak serta merta menerima tawaran tersebut dengan mudahnya.

Dia menegaskan hanya akan menerima tawaran endorsement atau paid promote yang cocok dengan dirinya dan tidak membohongi para pengikutnya.

"Sesungguhnya nggak ada yang khusus, tapi memang aku memilih yang cocok sama aku. Karena nggak lucu aja aku bantu promosiin sesuatu yang image-nya bukan aku, jadi kesannya maksa gitu," paparnya.

Untuk tarif endorsement atau paid promote, Dana mengaku awalnya sempat kebingungan. Dengan bantuan rekan-rekannya yang sudah lebih dahulu menjadi influencer atau selebgram akhirnya dia memahami cara menentukan tarif berdasarkan jumlah pengikut dan bagaimana interaksinya atau engagement.

Namun, yang jelas menurutnya tidak ada patokan baku untuk tarif tersebut lantaran masing-masing produk punya pertimbangan masing-masing.

"Perihal rate card ini tidak melulu baku di angka tertentu. Namun, juga menilik kembali ke bagaimana dengan produk dan efek selanjutnya," tegasnya.

Terakhir, Dana mengungkapkan penyemangat dirinya untuk terus membuat konten di tengah kesibukannya adalah apresiasi dari para pengikut. Dia menyebut tak sedikit konten-kontennya dijadikan sebagai bahan ajar perkuliahan jurnalistik.

"Mention tab aku sering isinya anak-anak mahasiswa yang diajar dosennya dan bahan ajarnya [video] Youtube-ku. Dosen-dosen yang aku kenal juga suka minta izin [video] Youtube-ku untuk bahan ajar," tutup lulusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro, Semarang itu.

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro