Dokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ruang Ektraksi DNA dan RNA Laboratorium Mikrobiologi RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Pengoperasian alat PCR yang dapat memeriksa 1.000 sampel tersebut, diharapkan bisa mempercepat waktu untuk mengetahui hasil pemeriksaan pasien yang diduga terinfeksi virus corona atau COVID-19 di Sidoarjo. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Health

Ini Cara Tetap Aman dari Penyebaran Virus Corona di Udara

Syaiful Millah
Senin, 13 Juli 2020 - 11:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari 230 ilmuwan telah menulis surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendesak lembaga tersebut untuk memperbarui panduan mereka berkaitan dengan risiko penyebaran virus corona baru di udara.

Pedoman sebelumnya dari WHO tidak membahas fakta bahwa virus dapat ditularkan melalui aerosol yang sangat kecil. Pedoman itu hanya menyatakan bahwa penyebarannya terjadi dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan besar, ketika orang batuk atau bersin.

Hal tersebut memang benar, tetapi bukti lanjutan menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 juga menyebar dengan mudah melalui partikel yang jauh lebih kecil, yang juga dapat berada di udara selama berjam-jam.

Oleh sebab itu, para ilmuwan kini meminta agar pejabat kesehatan memperbarui pedoman dan mengamini bahwa virus dapat menyebar melalui tetesan pernapasan mikroskopis ini, tidak hanya dalam jarak 2 meter tetapi hingga beberapa meter lebih jauh.

Mereka berharap pedoman terbaru akan mendorong orang untuk mengambil langkah-langkah keselamatan lebih lanjut, seperti menyediakan ventilasi udara yang efektif di dalam gedung dan menghindari kepadatan di dalam ruangan.

“WHO sangat lamban untuk mengakui pertumbuhan dan kontribusi signifikan yang dimainkan oleh aerosol dalam transmisi Covid-19,” kata Robert Glatter, dokter darurat di Lenox Hill Hospital, New York seperti dikutip Healthline, Senin (13/7).

“Ini dapat memiliki efek yang sangat terasa dalam upaya menyelamatkan nyawa ketika adanya pesan kesehatan global terkait dengan Covid-19. Pada akhirnya ini berkaitan dengan pentingnya menggunakan masker,” imbuhnya.

Bagaimana virus corona baru menyebar melalui aerosol?

Penelitian terbaru telah menemukan bahwa orang dengan virus dapat mengeluarkan virusnya ketika mereka menghembuskan napas, berbicara, atau batuk.

Potongan-potongan virus kecil yang disebut mikrodroplet, berukuran sangat kecil sehingga bisa melayang di udara dan berpotensi menempuh jarak beberapa meter. Beberapa di antaranya bahkan bisa melintas ke seluruh ruangan tertutup.

Selanjutnya, orang dapat menghirup partikel virus yang sangat kecil dan terinfeksi Covid-19, kemudian menjadi sakit atau mengalami gejala.

Menurut makalah yang dikirim ke WHO, bukti sebelumnya menunjukkan bahwa sindrom pernapasan MERS dan flu juga dapat menyebar melalui mikrodroplet yang berpotensi menempuh jarak jauh di dalam ruangan.

Tampaknya, virus dari Covid-19 juga berperilaku serupa, tetapi para ahli masih tidak yakin seberapa banyak orang yang tertular penyakit melalui jenis penularan ini.

“Awalnya, diperkirakan bahwa cara utama virus ditularkan adlah dari orang ke orang melalui tetesan partikel besar, yang pada dasarnya hanya bergerak sekitar 2 meter atau lebih dan jatuh ke tanah dengan sangat cepat,” kata Dean Winslow, dokter penyakit menular di Stanford Health Care.

Akan tetapi, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa transmisi melalui udara bisa jadi memiliki peran yang lebih besar daripada perkiraan sebelumnya, “Aerosol parikel kecil ini mungkin sebenarnya sama pentingnya, atau bahkan lebih penting daripada tetesan partikel besar,” imbuhnya.

Dia menyebut, risiko terbesar penularan melalui udara ialah di dalam ruangan seperti bar atau restoran yang ramai, di mana ada pertukaran udara terbatas dan aerosol partikel kecil ini dapat tetap berada di udara dalam periode waktu tertentu.

Risiko dan cara melindungi diri

Hal ini berarti bahwa ada risiko infeksi terkait dengan dua faktor utama, yakni waktu dan pajanan vrus, “Ini adalah produk dari paparan – yaitu jumlah virus yang ada di udara atau atmosfer – dikalikan dengan waktu Anda terpapar,” kata Winslow.

Paparan singkat terhadap sejumlah kecil partikel ini cenderung membuat kita sakit, daripada paparan lama terhadap banyak virus. Sekali lagi, diingatkan bahwa risiko ini lebih tinggi terjadi di dalam ruangan karena aerosol bisa mengudara dan menyebar lebih cepat.

Sementara itu, Glatter mengemukakan upaya melindungi diri dari penyebaran melalui udara bisa dilakukan dengan mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan mengenakan masker. Dia menekankan pentingnya penggunaan masker untuk mengurangi risiko terpapar virus melalui aerosol.

“Karena tetesan aerosol yang mengandung partikel virus dapat tetap berada di ruangan berventilasi buruk selama beberapa menit hingga beberapa jam, mengenakan masker di dalam ruangan harus sangat dipertimbangkan,” kata Glatter.

Menggunakan masker telah menjadi hal yang umum dan bahkan diwajibkan di beberapa negara dalam beberapa minggu terakhir, tetapi orang perlu mempertimbangkan untuk memakainya kapan saja ketika berada di dalam ruangan dengan orang-orang di luar rumah mereka.

Adapun, Winslow juga menyarankan untuk menghindari lingkungan dalam ruangan yang ramai seperti restoran dan tempat lainnya, dan meminimalkan perjalanan ke luar rumah apabila tidak memiliki keperluan mendesak.

“Kita harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri kita sendiri dan keluarga kita, seolah-olah transmisi udara mungkin merupakan metode utama penularan virus corona baru,” tandasnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro