Bisnis.com, JAKARTA -- Anak yang dilahirkan di generasi saat ini rawan dimanjakan karena pola pikir orang tua yang tidak ingin anak merasakan kesulitan yang orang tua rasakan di masa lampau. Namun, tahukah Anda kebiasaan ini dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan finansial si kecil nantinya?
Aidil Akbar, Financial Planner mengatakan bahwa kebiasaan orang tua yang salah ini sangat mempengaruhi anak-anak. Bahkan pola belanja orang yang boros saat ini sering terjadi karena mereka salah diajarkan keuangan sedari kecil.
“Kesalahan orang tua yang akan berpengaruh terhadap pengetahuan finansial anak saat besar adalah: Pertama, tidak pernah diajarkan tentang uang. Kedua, tidak pernah dikasih tanggung jawab mengelola uang. Tiga, reward dan punishment nya tidak berjalan. Keempat, anak diberi uang jajan harian. Anak harus diajarkan tentang nilai uang sedini mungkin agar kelak tidak boros,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (20/7/2020).
DIkutip dari Forbes, sebagai orang tua, Anda dapat mengajarkan anak Anda pelajaran keuangan yang penting - dan Anda harus melakukannya. Beth Kobliner, penulis buku terlaris New York Times, Get a Financial Life, dan anggota dari Dewan Penasihat Presiden untuk Kemampuan Keuangan yang mempelopori penciptaan Uang saat Anda Tumbuh mengatakan anak-anak sejak umur tiga tahun dapat memahami konsep keuangan seperti menabung dan membelanjakan uang.
Dan sebuah laporan oleh para peneliti di Universitas Cambridge yang ditugaskan oleh Layanan Nasihat Uang Kerajaan Inggris mengungkapkan bahwa kebiasaan uang anak-anak terbentuk pada usia 7 tahun.
“Semakin cepat orang tua mulai memanfaatkan momen uang harian yang dapat diajar (misalnya, berikan $2 yang berusia enam tahun dan biarkan dia memilih buah mana yang akan dibeli), semakin baik anak-anak kita. Orang tua adalah pengaruh nomor satu pada perilaku keuangan anak-anak mereka, jadi terserah kepada kita untuk membangkitkan generasi konsumen, investor, penabung, dan pemberi yang penuh perhatian, ”katanya.