Novel Air Mata Api./Gloria FK Lawi
Relationship

Resensi Buku Air Mata Api: Kisah Kaum Kusam di Terminal dan Lokalisasi

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Rabu, 22 Juli 2020 - 19:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi kaum kusam, mereka yang terpinggirkan memiliki air mata kesedihan berupa api yang membara. Akumulasi kemarahan, kekecewaan atas penindasan dan ketidakadilan.

Demikianlah ilustrasi atas novel karya Piter Abdullah Redjalam, yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Riset di CORE Indonesia, yang dituangkan dalam novel Air Mata Api. Buku ini terinspirasi dari bait-bait lirik lagu Iwan Fals.

Air Mata Api bercerita tentang kehidupan Saguna dan sang istri, Gayatri, juga putra mereka yang bernama Gara dan kekasihnya Garnis. Kisah ini berawal dari kehidupan Saguna dan Gayatri, sepasang masyarakat yang terpinggirkan dari dinamika masyarakat Jakarta, hidup sebagai preman yang menjaga toko kelontong juga terminal.

Alkisah karena mencuri kambing tetangga, Saguna minggat dari rumah. Dalam perjalanan yang penuh rindu dan luka pada keluarga, dia menjumpai Gayatri, perempuan asal Wonogiri yang hidup sebagai pelacur di salah satu lokalisasi di Solo. Dengan modal nekat keduanya kabur, membangun rumah tangga baru di Jakarta hingga kelahiran sang putra, Gara.

Ketika relasi Saguna mulai membaik dengan ayahnya, Saguna justru harus menghadapi dinamika yang rumit di Jakarta. Dinamika kian memanas dengan persaingan antar geng preman sampai maraknya teror penembakan misterius yang membidik ‘berandal kota’.

Dengan mengangkat latar belakang tahun 1980-an, Piter mencoba menonjolkan kecemasan masyarakat kelas bawah saat terjadinya teror penembakan misterius. Naas, Saguna pun menjadi korban dari penembakan misterius akibat konflik antar preman.

Keterbatasan akses dan pilihan pekerjaan, membuat Gayatri yang menjanda dengan sang putra hidup terlunta-lunta. Akibat terlilit hutang, Gayatri pun terpaksa kembali ke lokalisasi, menjajakan tubuhnya demi mendapat uang dan membayar hutang.

Pergolakan dalam hati yang sulit diredam akhirnya membuat Gayatri memberontak terhadap si germo, sial, pertikaian Gayatri dengan si germo malah merenggut nyawanya sendiri.

Rekaman ingatan pada masa lalu, membuat Gara tumbuh sebagai pemuda yang keras. Dalam asuhan Bang Juki, rekan dan sahabat terbaik ayahnya, Gara berkembang dengan baik, pria yang tegar dan berprinsip kuat. Dia tak suka kisah cinta yang cengeng. Dia pun hidup dari terminal ke terminal hingga akhirnya menjatuhkan hati pada Garnis. Seorang gadis asal Bandung yang minggat karena lelah dengan ketidakharmonisan dalam keluarganya.

Sialnya, Jakarta yang kejam menelan habis cita-cita Garnis. Sejarah seolah berulang, Garnis terdampar pada kehidupan malam sebagai pelacur dan kartel narkoba.

Dalam kerumitan itulah Gara meneguhkan hati untuk menyelamatkan Garnis, perempuan yang sangat dia cintai. Guratan masa lalu terutama masa lalu sang ibu membuat Gara semakin yakin untuk mencintai dan menolong Garnis. Lagi-lagi, dewi fortuna memberi tantangan besar bagi Gara karena harus berhadapan dengan bos narkoba yang menindas Garnis bernama Boy. Sejarah berulang, Gara harus bertarung dengan Boy. Kemenangan Gara pun berhasil membuat dia bersatu dengan Garnis.

Saat Bisnis membaca buku ini, kami mendapati bahwa novel Air Mata Api memiliki gaya bahasa yang mudah dicerna, dan sangat sarat dengan nilai kemanusian. Meski demikian, buku ini punya tantangan bagi orang yang menyukai alur cerita maju ke depan.

Si penulis banyak memberikan eksplorasi karena ditulis dalam inspirasi atas lirik lagu membuat per bab yang ditulis tidak melulu maju ke depan, namun juga ada cerita yang berasal dari masa lalu atau background.

Kelebihan Air Mata Api adalah menggambarkan kehidupan masyarakat yang terpinggirkan. Buku ini seolah sukses memberi kesimpulan dalam hidup kadangkala ada kesialan yang menimpa dan itu tidak terhindarkan. Ada beberapa hal yang bisa dikendalikan, dan ada pula yang hal yang sama sekali tak bisa dikendalikan.

Penggambaran soal kehidupan kota, desa, terminal hingga lokalisasi menunjukkan kemampuan penulis yang mumpuni dalam melakukan riset dan menyerap detail.

Alhasil deskripsi yang dituliskan sangat mudah dicerna pembaca, relevan, dan tutur kata yang ideal bagi sebuah novel. Novel ini mengalir dengan baik berkat penggambaran detail terutama dalam menceritakan perasaan setiap tokoh yang sangat kompleks.

Setiap detail dalam naskah novel ini akan memudahkan proses kreatif lanjutan, misalnya saja untuk dijadikan film action. Hal ini mengingat penggambaran adegan berkelahi antar preman maupun dalam proses penyelamatan Garnis cukup detail dan mudah diimajinasikan para pegiat film.

Identitas Buku

Judul Buku : Air Mata Api

Penulis : Piter Abdullah Redjalam

Penerbit : Rajagrafindo Perkasa

Cetakan : Pertama

Jumlah Halaman : xviii, 212 halaman

Tahun Terbit : 2020

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro