Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia dengan angka kematian dan jumlah kasus tertinggi dari Tuberkulosis. Sehingga TB tidak bisa dilupakan begitu saja.
Tuberkulosis atau TB dahulu dikenal sebagai TBC atau penyakit tiga huruf yang pada beberapa dekade lalu merupakan penyakit menular dan mematikan, sehingga pasiennya harus dikarantina di tempat tersendiri yang diberi nama sanatorium.
Tuberkulosis ini penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara. Anak biasanya tertular TB dari orang dewasa yang sakit dan berkontak erat dengannya. Pasien yang paling mudah menularkan adalah yang pemeriksaan dahaknya positif mengandung kuman TB
dr.Wahyuni Indawati dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan bahwa berdasarkan data dunia 2017, sekitar 1 juta anak sakit TB dan dari 1 juta ini, lima persennya adalah anak yang usianya kurang dari 5 tahun, dua puluh lima persennya meninggal, yang mana lebih dari 80% meninggal itu anak yang usianya kurang dari 5 tahun. Sebagian besar anak-anak yang kena terinfeksi TBC, ada kontak serumah dengan penderita dewasa yang aktif.
“Sistem kekebalan tubuh anak itu belum sempurna, masih pertumbuhan sama seperti organ-organ lain. Semakin muda anaknya, semakin tinggi resiko aktif TB. Lalu TB-nya bs menjadi TB yang berat seperti radang otak, TB pada tulang, TB pada abdomen. Ini bisa menjadi bekas penyakit yang masih akan tertinggal saat,” ujarnya dikutip dari Live Instagram Kementerian Kesehatan, Jumat (24/7/2020).
Masih memperingati Hari Anak Nasional, seperti apa pencegahan penularan TB pada anak saat pandemi?
Pada saat pandemi, anjuran untuk social distancing dengan tetap berada di rumah satu sisi baik untuk mempererat hubungan antara keluarga, namun di satu sisi harus diperhatikan apakah semua anggota keluarga dalam kondisi yang sehat.
“Dari kasus anak yang terinfeksi TB kebanyakan adalah berasal dari kontak dengan orang dewasa yang aktif. Apabila terbukti ada keluarga yang terinfeksi maka kita harus memeriksa orang yang tinggal 1 rumah termasuk anak-anak dan statusnya,” tuturnya.
Kesadaran akan transmisi droplet dari orang bicara batuk bukan milik Covid-19 aja tapi TB dan juga penyakit-penyakit lain. Sehingga memang apa yang disebut protokol kesehatan itu pencegahan terhadap penyakit-penyakit yang transmisinya menggunakan droplet. Seharusnya apabila semua orang menaati protokol kesehatan bisa meminimalisir penyakit-penyakit lain yang penularannya dengan cara yang sama.