Bisnis.com, JAKARTA - Nepal akan membuka kembali pegunungan Himalaya termasuk Gunung Everest untuk pendaki pada musim gugur, kata para pejabat, Kamis (30 Juli).
Langkah itu, untuk meningkatkan ekonomi yang bergantung pada pariwisata meskipun ada infeksi virus korona yang meningkat. Merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, Nepal menutup pendakian dan trekking di bulan Maret untuk membendung virus corona baru, yang sejauh ini telah menginfeksi 19.547 orang dan menyebabkan 52 kematian di negara berpenduduk 30 juta tersebut.
"Kami telah membuka kembali pendakian gunung dan akan mengeluarkan izin pendakian untuk musim gugur," kata pejabat departemen pariwisata Mira Acharya, seraya menambahkan bahwa pendaki harus mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah dikutip dari channelnewsasia.com.
Musim pendakian musim gugur di Nepal berlangsung dari September hingga November.
Sementara infeksi di banyak negara Barat sedang menurun, negara-negara Asia Selatan termasuk Nepal masih terjadi peningkatan yang tetap. Tidak adanya pendakian di musim populer April-Mei menyebabkan kerugian jutaan dolar pada ekonomi Nepal. Ratusan pelancong asing dan sekitar 200.000 sherpa, pemandu, dan portir terimbas.
Meskipun pemerintah sekarang ingin membuka kembali pendakian, penerbangan internasional ditutup hingga pertengahan Agustus dan pembatasan perjalanan di Nepal tetap berlaku, yang berarti pendaki masih belum.bisa mendaki dalam jangka pendek, kata penyelenggara ekspedisi.
"Beberapa pendaki ke gunung yang lebih kecil mungkin datang tetapi saya ragu tentang yang besar," kata Ang Tshering Sherpa, seorang penyelenggara ekspedisi di ibu kota Kathmandu.
Nepal pada hari Kamis juga mengizinkan pembukaan kembali hotel dan restoran dengan beberapa batasan. Tidak ada konferensi, seminar, pusat kebugaran atau kasino yang diizinkan, kata Binayak Shah, wakil presiden Asosiasi Hotel Nepal (HAN). "Sekarang hotel mana yang aman, bukan yang menawarkan layanan yang lebih baik," kata Shah.