Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang, Jawa Timur./Antara-Vicki Febrianto
Fashion

Bagaimana Dunia Seni Bertahan di Tengah Pandemi?

Mia Chitra Dinisari
Senin, 3 Agustus 2020 - 05:03
Bagikan

Malang

Sementara itu, Pemerintah Kota Malang mengalokasikan insentif untuk masyarakat perekonomian rendah yang membutuhkan bantuan. Untuk menjangkau kelompok seniman dan budayawan, Pemkot Malang bekerja sama dengan Dewan Kesenian Malang, yang melakukan pendataan langsung dengan mendatangi kediaman para seniman. Yuyun Sulastri, anggota Koalisi Seni dan Dewan Kesenian Malang yang turut melakukan proses pendataan ini, mengabarkan bahwa bantuan sudah dicairkan selama dua kali dan tengah menunggu termin pencairan ketiga dan terakhir untuk bulan Juli.

Kerja sama antara kelompok seniman dan pemerintah ini terus berlangsung hingga masa New Normal. Ketika Dewan Kesenian Malang kembali membuka gedung mereka untuk aktivitas publik, mereka melakukan pencatatan rinci akan semua orang yang datang ke lokasi tersebut—meliputi nama lengkap, alamat, nomor ponsel dan suhu badan pada waktu kedatangan dan mengirimkannya secara rutin ke Gugus Tugas Covid-19 Kota Malang untuk keperluan contact tracing. Pengunjung dengan suhu badan melampaui 37.3 derajat celcius diminta kendati dengan penuh perasaan sungkan—untuk tidak memasuki gedung Dewan Kesenian Malang terlebih dahulu. Meski demikian, pertunjukan dengan jumlah orang banyak belum dihelat. Sebaliknya, mereka hanya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kecil seperti lokakarya hingga pelatihan tari.

Gedung Dewan Kesenian Malang memang tidak menyediakan rekayasa ruang yang canggih—tidak ada alat khusus untuk membuka pintu menggunakan kaki namun, hal mengesankan dari praktik mereka adalah pengeluaran biaya yang minim untuk melaksanakan protokol-protokol kesehatan standar. Stok hand sanitizer yang mereka miliki, misalnya, diperoleh dari Gugus Tugas Covid-19 Kota Malang yang sempat mereka bantu sebagai relawan, sementara termometer tembak (thermogun) dan face shield untuk pelatihan tari didapatkan melalui sumbangan pihak lain. Bantuan-bantuan kecil macam ini, setidaknya, membuat mereka tidak perlu memikirkan pengeluaran ekstra untuk melaksanakan kegiatan seni kembali.

Menurut Yuyun, kemudahan ini membuat mereka dapat memikirkan bagaimana cara membagikan manfaat penyelenggaraan kegiatan seni kembali ke berbagai seniman. Salah satunya adalah dengan melakukan semacam “arisan kursus”, dimana berbagai pengajar tari modern mengumpulkan murid-murid mereka jadi satu dan mengajar mereka secara bergantian. Di tengah-tengah kepungan pandemi, kerjasama a la mutual aid society terbukti dapat meringankan—kendati tidak menyelesaikan seluruh masalah.

Berkumpulnya seniman untuk menyiasati pandemi tidak hanya terjadi berdasarkan basis kewilayahan, namun dapat juga berupa kerjasama sektor seni dalam skala nasional, bahkan internasional. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro