Bisnis.com, JAKARTA – Banyak ibu menyusui yang merasa khawatir dengan produksi ASI usai melahirkan. Ketika jumlah ASI terlihat sangat sedikit sedangkan si bayi terus saja menangis sehingga banyak yang mengira bahwa tangisan bayi tersebut karena kurang mendapatkan asupan ASI dari sang bunda.
Padahal, kondisi bayi rewel dan menangis tak harus selalu karena lapar atau kekurangan ASI, bisa saja karena kondisi yang tidak nyaman, udara yang terlampau dingin, serta kolik.
Pakar Laktasi Ameetha Drupadi mengatakan bahwa produksi ASI benar-benar menyesuaikan dengan kapasitas lambung bayi sehingga ibu menyusui tak perlu khawatir jika pada saat awal-awal menyusui jumlah ASI nya masih sangat minim.
“Memang ada ibu-ibu yang ASI nya langsung ngucur pada hari pertama, tetapi ketika ASI moms belum banyak, jangan khawatir karena pada dasarnya produksi ASI akan mengikuti kapasitas lambung bayi. Dan di pekan-pekan awal itu, lambung bayi masih sangat kecil,” ujarnya, dalam Talkshow Breastfeeding Week bersama Teman Bumil, Senin (10/8/2020).
Ameetha Drupadi merinci bahwa pada hari pertama dan kedua, kapasitas lambung bayi hanya sebesar buah cherry dengan kapasitas 5 hingga 7 ml sehingga biasanya ASI yang keluar baru beberapa tetes.
Selanjutnya di hari ketiga, lambungnya bayi mulai sebesar buah kenari dengan kapasitas 22 hingga 27 ml sehingga secara perlahan ASI akan meningkat. Memasuki pekan pertama, setelah bayi lebih sering dan lebih kuat menyusui, kapasitasnya makin bertambah menjadi 45 hingga 65 ml, dan mulai bulan pertama, kapasitasnya mencapai sebesar telur dengan kapasitas 85 hingga 150 ml.
“Agar produksi ASI terus meningkat, ibu harus lebih sering memberikan ASI kepada bayi. Sebab, produksi ASI tergantung permintaan. Bila bayi menetek lebih efektif, maka produksi ASI dan pengeluaran ASI akan meningkat,” tuturnya.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produksi ASI lebih meningkat. Pertama, pelekatan bayi saat menyusui harus tepat sehingga memicu hormon prolaktin yang mendorong meningkatnya produksi ASI.
Kedua, ibu harus dalam keadaan bahagia sehingga memicu munculnya hormone oksitosin yang akan memperlancar proses pengeluaran ASI.
Kadang ada ibu yang merasa khawatir ASI nya sedikit karena bayi nangis terus. Akhirnya diberikanlah susu formula melalui botol agar si bayi merasa kenyang. Padahal, kondisi ini justru akan membuat bayi menjadi bingung puting.
Ketika bingung puting, otomatis perlekatannya akan salah sehingga produksi ASI menjadi tidak lancar dan akhirnya lama-kelamaan ASI akan berhenti berproduksi.