Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tedros Adhanom menegaskan ada kesenjangan global yang sangat besar antara dana yang dibutuhkan untuk memerangi pandemi virus corona dan dana yang tersedia.
Menurutnya, WHO hanya memiliki setidaknya 10 persen dari kebutuhan anggaran itu.
"Tiga bulan mendatang merupakan peluang penting untuk mengukur dampak akselerator ACT untuk dampak global. Namun untuk memanfaatkan peluang ini, kami harus secara fundamental meningkatkan cara kami mendanai Akselerator ACT dan memprioritaskan penggunaan alat baru. Ada kesenjangan global yang sangat besar antara ambisi kami untuk akselerator ACT, dan jumlah dana yang ada," katanya dengan menyebutkan dana yang diperlukan mencapai miliaran dolar AS.
"Untuk vaksin saja, dibutuhkan lebih dari US$100 miliar," kata Tedros.
Namun dia mengatakan dia melihat ada harapan, dan tidak ada kata terlambat untuk membalikkan pandemi.
"Kuncinya adalah terus menekan jumlah kasus terus bertambah," tegasnya.
Saat ini, lebih dari 19,92 juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus corona secara global dan 729.883 telah meninggal, dan infeksi telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.
Akselerator ACT diluncurkan pada April 2020 dan berupaya menyatukan pemerintah, organisasi kesehatan, ilmuwan, bisnis, dan filantropis untuk mempercepat pengakhiran pandemi dengan mendukung pengembangan dan distribusi diagnostik, vaksin, dan perawatan yang diperlukan.
The Economist Intelligence Unit (EIU), yang melacak jumlah uang yang diperlukan secara global untuk memerangi virus, termasuk pendanaan di bawah inisiatif ACT Accelerator, mengatakan bahwa US$9,9 miliar telah dijanjikan hingga saat ini.
Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT) adalah inisiatif G20 yang diumumkan oleh Ketua program Mohammed al-Jadaan pada 24 April 2020 untuk memerangi pandemi corona secara global.