Bisnis.com, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menjadi tujuh tipe atau clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya), yang mana GH adalah yang paling agresif.
Ilmuwan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo menuturkan distribusi clade yang ada di Asia sangat beragam termasuk yang ada di Indonesia.
"Ini juga mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan? Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak untuk diteliti lebih lanjut," ujarnya dikutip dari Antara.
Herawati mengatakan data urutan keseluruhan genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berguna untuk bisa melihat mutasi yang terjadi dan mencari perubahan protein spike dari virus itu.
Untuk itu, menurutnya, kegiatan "whole genom sequencing" dari virus SARS-CoV-2 masih terus dilaksanakan di Indonesia.
Dikutip dari Skynews, dia juga menjelaskan mutasi yang lebih menular dari virus corona baru telah ditemukan di Indonesia,
Mutasi virus D614G "menular tetapi lebih ringan" itu, telah ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh institut tersebut.
Dia menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah hal itu berada di balik peningkatan kasus baru-baru ini.
Strain, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia telah diidentifikasi pada Februari dan telah beredar di Eropa dan Amerika, juga telah ditemukan di negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Syahrizal Syarif, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, memperingatkan masyarakat Indonesia harus tetap waspada, karena pemodelannya menunjukkan bahwa negara tersebut dapat melihat beban kasusnya meningkat menjadi 500.000 pada akhir tahun.
"Situasinya serius .... Penularan lokal saat ini tidak terkendali," kata Syarif.
Dia menambahkan bahwa jumlah infeksi yang ditemukan setiap hari bisa jauh lebih tinggi jika laboratorium dapat memproses lebih banyak spesimen dalam sehari.