Bisnis.com, JAKARTA – Sebelum pandemi terjadi, membuat keputusan terus-menerus setiap hari dapat membuat orang menjadi stres, terlebih kini. Covid-19 telah menambah bobot pada keputusan kecil dan besar yang harus diambil, membuat tingkat stres bisa lebih tinggi.
Konsep stres berkaitan dengan kelelahan, kaitan antara keduanya ini dikenal sebagai kesalahan mengambil keputusan (decision fatigue). Setelah berbulan-bulan menilai risiko dan manfaat dari pilihan harian selama krisis virus corona, banyak orang menjadi lelah.
Laporan Pew Research Center bahkan menyebut sepertiga orang di Amerika Serikat mengalami tekanan psikologis tingkat tinggi selama wabah Covid-19. Laporan New York Times juga menyatakan krisis sekolah di New York membuat orang tetap terjaga di tengah malam karena faktor emosi, ekonomi, dan fisik.
Proses pengambilan keputusan begitu menenangkan sehingga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menawarkan bantuan pengambilan keputusan bagi orang tua dan wali, menyarankan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.
Beberapa sekolah dan tempat kerja juga telah mengubah cara mereka beroperasi selama beberapa bulan ke depan untuk menanggapi pemahaman yang berkembang tentang virus. Jadi, bahkan saat orang tua membuat keputusan, mereka menghadapi kemungkinan kembali stres karena memikirkan pilihan terbaik untuk keluarga mereka.
"Kelelahan keputusan benar-benar diperkuat oleh pandemi Covid-19," kata Vaile Wright, Direktur Senior Inovasi Perawatan Kesehatan di American Psychological Association, seperti dikutip Medical Xpress, Selasa (1/9/2020).
Banyak yang memutuskan di antara dua alternatif yang tidak menyenangkan. Sekolah adalah contoh yang baik, "Tidak ada jawaban yang jelas di sana [terkait keputusan sekolah]. Ada pro dan kontra untuk keduanya, dan tidak satupun dari mereka yang punya penilaian sangat bagus.” Katanya
Dia melanjutkan bahwa tingkat ketidakpastian menambah stres. Menurutnya, pengetahuan yang cukup banyak tentang virus saat ini dibandingkan dengan masa awal pandemi, masih belum cukup untuk membuat pilihan yang tepat.
"Analisis risiko atau manfaat terus-menerus inilah yang kita lakukan di kepala kita. Apakah aman untuk berjalan jauh secara fisik dengan teman saya di luar? Apakah saya harus memakai masker? Dan lain sebagainya," kata Wright.
Jadi, apa yang bisa dilakukan?
Wright menyarankan untuk berbagi pengambilan keputusan jika memungkinkan. Setiap orang pasti memiliki orang dekat lainnya yang bisa diajak berdiskusi untuk menentukan sesuatu. Lakukan diskusi dengan baik, tapi jangan gegabah juga karena akan membuat pikiran lebih stres.
Selain itu, menerima apa yang ada dalam kendali kita sendiri dan yang bukan. Misalnya virus tidak akan segera berakhir bukanlah hal yang bisa dikendalikan, tetapi bagaimana menyeimbangkan kehidupan dengan adanya virus adalah hal yang bisa dilakukan.
“Akhirnya, saya rasa sangat penting bagi kita untuk tidak menilai diri kita sendiri atau menilai orang lain atas keputusan yang dibuat. Kita benar-benar perlu mendekati semua ini sekarang sebagai rasa kebersamaan dan dengan empati,” katanya.