Bisnis.com, JAKARTA -- Agradaya selaku wirausaha hasil pertanian rempah mengeluarkan resep sehat sop tomat selama pandemi.
Dilansir dari Instagram Agradaya, Senin (14/9/2020), sop tomat kacang ini dibuat untuk 3-4 orang. Sop tomat kacang adalah salah satu menu andalan di kedai Agradaya.
Bahan yang dibutuhkan
Tomat segar 1 kilogram
Garam secukupnya
1 sdm Ghee
Thyme kering secukupnya
1/2 sdt Kunyit bubuk Agra
Cilantro secukupnya
2 buah Bawang putih
1 buah Bawang Bombay
Kacang-kacangan:
3 sdm Kedelai hitam
5 sdm Kacang tholo
2 sdm Lentil
2 sdm Kacang merah
1 genggam Kacang Arab
Cara Memasak
1. Rendam aneka kacang-kacangan sehari semalam,
2. Cuci dan bilas.
3. Rebus selama 40 menit sampai empuk.
4. Cuci bersih tomat, dan haluskan hingga menjadi jus di food precessor
5. Geprek dan cincang halus bawang putih dan cincang bawang bombay.
6. Siapkan wajan dan panaskan, masukkan ghee. Lalu masukkan bawang putih, bawang bombay, thyme kering tumis sampai harum.
7. Masukkan jus tomat, aduk beberapa saat, masukkan kacang-kacangan.
8. Masak sampai jumlah air berkurang dan rasa umami mulai keluarga.
9. Masukkan bumbu kunyit, masak kembali hingga sop mulai mengental. Ambil sebagian kacang-kacangan hingga sop mulai mengental, ambil sebagian kacang-kacangam dari wajan, haluskan sedikit di food processor dan masukkan kembali ke wajan.
10. Terakhir, masukan cilantro, siap disajikan bersama roti cibatta.
Agradaya adalah kedai yang mengandalkan rempah-rempah dalam menyajikan minuman dan makanannya. Menurut CEO dan Founder Agradaya Andhika Mahardhika kekayaan alam Indonesia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Sayangnya, pengolahan pasca panen belum optimal dalam memanfaatkan rempah-rempah. Para petani di Indonesia masih kurang edukasi untuk mengelola pasar rempah-rempah, yang kemudian yang membuat hasil panen dijual mentah. Kalau pun menjadi produk, umumnya rempah-rempah hanya berakhir menjadi jamu. Sementara produk jamu menerima label minuman pahit, tidak enak, dan kalah tren dari minuman sejenis kopi atau teh.
Bersama istri, Nurrahma Asri Saraswati, keduanya pun pindah dari hiruk pikuk ibukota ke Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, membangun Agradaya.
“Kami melihat ada peluang masyarakat desa khususnya petani diarahkan mengolah rempah untuk kesehatan. Sehingga kami pun memulai kerjasama pengolahan pasca panen dengan teknologi,” ujar Andhika.
Sejak 2014 mulai memberdayakan petani di desa, barulah pada 2016 Agradaya memperluas kemitraan dengan kelompok tani di beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Timur menggunakan teknologi solar dryer house.
Teknologi ini adalah teknologi yang tidak mengandalkan gas untuk pengeringan rempah-rempah, melainkan hanya memakai sinar matahari dan biomassa. Proses pengeringan dilakukan dalam ruang pengering dengan perlengkapan tertentu. Alhasil dengan mengadalkan metode ini penggunaan energi pun relatif lebih hemat.
Kini Agradaya mengelola kelompok petani di Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Trenggalek. Total petani yang bekerjasama dengan Agradaya ada 317 orang dengan total luas lahan sekitar 50 hektar pada 6 desa di 2 provinsi.
Jenis hasil pertanian rempah-rempah ini terdiri dari kunyit, jahe, temulawak, cengkeh, dan kapulaga. Hasilnya Agradaya kini memproduksi lebih dari 15 produk olahan.