Sagu, sumber pangan dan energi./Wiki
Kuliner

Sagu Berpotensi Gantikan Nasi Sebagai Sumber Karbohidrat

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Senin, 12 Oktober 2020 - 16:24
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sagu sebagai salah satu sumber karbohidrat punya peluang yang bagus menggantikan nasi menghadapi krisis pangan.

Sagu merupakan tanaman asli Indonesia yang mempunyai potensi besar sebagai penyuplai kebutuhan karbohidrat Indonesia sebagai pengganti beras. Selain budidaya yang ramah lingkungan, produktivitas sagu juga tinggi dibandingkan sumber pangan lain.

Melansir dari data Flach tahun 2007, total luas tanaman sagu atau Metroxylon spp di Indonesia dapat mencapai 1.250.000 hektare atau 51,3 persen luasan hutan sagu dunia. Jika dikembangkan dengan baik, sagu dapat menjadi solusi kedaulatan pangan Indonesia, bahkan dunia.

Adapun potensi produktivitas sagu mencapai 20-40/ha per tahun. Jauh lebih tinggi dibandingkan beras sebesar 5,2 ton/hektare, jagung 8,2 ton/hektare, dan ubi kayu sebesar 6,75 ton/hektare.

Penyebaran tanaman sagu di Indonesia terutama di daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan,Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Barat atau Mentawai, dan Riau.

Tumbuhan ini pun memiliki nama lokal yang berbeda-beda. Orang sunda menyebutnya Kirai; orang Jawa menyebutnya ambulung atau kersulu, dan di Ambon dan Seram disebut Lapia. Sementara di Sulawesi Tenggara disebut Tuni, Roe, Molat.

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos menjelaskan, sejarah Indonesia sudah menyebut sumber pangan lokal Indonesia begitu beragam, salah satunya yaitu sagu.

"Dengan kecocokan ekologis, dan fungsi tumbuhan sagu yang begitu banyak, maka sagu potensial sebagai sumber karbohidrat untuk kedaulatan pangan Indonesia, sekaligus pengganti terigu”, ujar Riki, Senin (12/10/2020).

Selain sumber pangan manusia, sagu dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak, sumber bahan pangan industri, dan sumber energi. Sebagai sumber bahan pangan industri, pati sagu dapat menjadi bahan baku roti, mie, kue, dan sirup.

Pati sagu juga digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, kertas, etanol, dan tekstil. Sementara itu, bioetanol yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan bakar pengganti premium.

Intervensi KEHATI terhadap pengembangan budidaya sagu dilakukan di dua daerah, yaitu di Kepulauan Sangihe dan Pulau Salawati Papua Barat.

Selain Metroxylon Spp, di Sangihe dan Talaud Sulawesi Utara terdapat satu jenis sagu tumbuh baik di tanah tanpa tergenang air dan dikenal dengan nama sagu baruk Arenga microcarpha dengan nama sagu baruk dan telah dilepas sebagai varietas lokal dan unggulan Sangihe.

Di sangihe, Selain penanaman, beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu pendampingan kelompok perempuan dalam pengolahan sagu, dan penyediaan alat dan rumah produksi sagu.

Salah satu kelompok Perempuan Karatung Lestari memproduksi olahan sagu berupa mie, dan makaroni dari mesin olah mie yang didapat dari Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Sangihe.

Untuk percepatan keanekaragaman pangan dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe menerbitkan Peraturan Bupati Kepulauan Sangihe Nomor 33 tahun 2017. tentang Gerakan Dua Hari Tanpa Makan Nasi “Two Day’s No Rice.”

Program yang dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dari mengonsumsi beras kepada umbi-umbian dan sagu. Bahkan, dalam masa Covid 19, sagu menjadi pengganti beras yang diberikan sebagai bantuan langsung kepada masyarakat.

Selain itu, dengan meningkatnya permintaan terhadap pangan lokal, diharapkan pendapatan masyarakat pun akan meningkat.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro