Bisnis.com, JAKARTA - Sembelit adalah masalah umum pada anak-anak d segala usia dan dapat terjadi karena berbagai faktor.
Prevalensi sembelit pada masa anak-anak bisa mencapai 29,6%, dan kebanyakan kasus cenderung terjadi pada usia toilet training, atau saat anak berusia dua sampai tiga tahun.
Namun, perlu dipahami bahwa semakin lama anak menderita sembelit, semakin sulit mengatasinya, baik secara fisiologis maupun perilaku. Dikutip dari Times of India, Selasa (20/10/2020), Dr. Neelam Mohan Direktur Departemen Gastroenterologi Pediatrik, Hepatologi & Transplantasi Hati, Medanta dan Dr Srirupa Das, Direktur Medis, Abbott India menjelaskan tentang sembelit pada anak-anak dan bagaimana cara mengobatinya.
1.Seberapa umum masalah sembelit pada anak-anak?
Diperkirakan prevalensi sembelit fungsional adalah 3% di seluruh dunia. Konstipasi fungsional merupakan 30% dari praktik kantor gastroenterologi pediatrik, 4-5% dari semua rujukan ke pusat perawatan tersier gastroenterologi pediatrik dan 0,8-1% dari semua kasus pediatrik di perguruan tinggi kedokteran.
2.Kelompok usia apa yang paling terpengaruh?
Di antara anak-anak, kebanyakan kasus sembelit terjadi antara usia 2 dan 4 tahun, sekitar waktu yang sama dengan pelatihan toilet. Puncak lainnya terjadi di kalangan remaja, umumnya karena kebiasaan makan yang salah.
3.Apa masalah umum yang menyebabkan sembelit pada masa kanak-kanak?
Memahami pemicu sembelit pada anak itu penting. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam toilet training lebih mungkin mengalami sembelit. Rutinitas pagi yang terburu-buru atau penggunaan toilet sekolah yang cepat, menahan tinja atau berkurangnya asupan cairan juga bisa menjadi beberapa penyebab sembelit.
4.Haruskah orang tua memantau tinja anak mereka? Apakah ada frekuensi tinja yang dianggap benar?
Ya, orang tua tentu harus memantau rezim tinja anak mereka. Jika anak mengalami kesulitan buang air besar secara teratur, disarankan untuk membuat catatan harian tentang buang air besar, untuk mencatat tidak hanya frekuensi tetapi juga ukuran, tekstur, penampilan dan detail relevan lainnya seperti apakah anak tersebut mengalami nyeri atau ketidaknyamanan pada setiap titik, postur retensi atau manuver menahan tinja atau inkontinensia tinja setelah sembelit. Seberapa sering anak buang air besar tergantung pada usia mereka. Pada masa bayi awal, buang air besar bisa terjadi lebih dari 4 kali sehari.
Biasanya pada usia 4 tahun, ketika 98% anak telah menguasai sfingter secara sukarela, frekuensinya menurun menjadi 1-2 gerakan per hari.
5.Apa saran Anda tentang toilet training pada anak kecil dan senam untuk anak yang lebih besar?
Pelatihan toilet tidak boleh dimulai sebelum usia 24 bulan; Namun, ada variasi usia pelatihan yang direkomendasikan antara 3-4 tahun. Pelatihan toilet harus dilakukan oleh satu orang, yang harus mengikuti satu rutinitas (5 menit setelah setiap makan utama), di satu tempat, menggunakan satu kata misalnya pooh / pispot dll.
Untuk anak yang mengalami konstipasi, minta anak duduk di toilet, 2-3 kali sehari selama 5-10 menit setelah makan (dalam waktu 30 menit setelah makan); buat buang air besar tidak menimbulkan rasa sakit dengan mengobati fisura anus, jika ada.
Memastikan aktivitas fisik yang memadai dalam bentuk apa pun sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan juga kesehatan secara keseluruhan. Beberapa latihan dasar harian yang dapat membantu pencernaan yang lebih baik termasuk berjalan selama 30 menit, jongkok katak 4-5 dan posisi duduk di kursi tak terlihat yang membantu anak-anak meregangkan otot panggul mereka.