Sel virus corona
Health

Covid-19 jadi Penyebab Utama Kematian Anak Muda di AS

Syaiful Millah
Selasa, 27 Oktober 2020 - 10:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi anyar menyatakan bahwa virus corona kemungkinan menjadi penyebab utama kematian terhadap kelompok anak muda di beberapa wilayah di Amerika Serikat.

Laporan tersebut mengungkap orang berusia antara 25-44 tahun yang tinggal di salah satu negara bagian dengan tingkat infeksi tinggi, memiliki kemungkinan kematian lebih besar karena Covid-19 daripada risiko penyakit lainnya.

Di wilayah tersebut, 2.450 orang dewasa muda meninggal karena virus corona baru antara Maret hingga Juli tahun ini. Lebih banyak daripada mereka yang tewas karena overdosis obat pada 2018 (data terbaru yang tersedia), yang sebelumnya merupakan penyebab utama kematian pada kelompok usia ini.

Jeremy Samuel Faust dari Harvard Medical School dalam makalahnya menyebut bahwa di wilayah tersebut, kematian akibat Covid-19 agak mirip dengan epidemi HIV/Aids pada puncaknya di Amerika Serikat.

Dalam studinya, Faust dan tim memeriksa data yang dirilis oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) dan menemukan bahwa pada 2020 jumlah kematian dari semua penyebab di kalangan anak muda hingga akhir Juli, adalah seperempat lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.

Ada lebih dari 10.000 kematian selama puncak pandemi di Amerika pada Mei lalu, tetapi hanya sebagian kecil yang dikaitkan langsung dengan virus corona, “Kematian Covid-19 secara substansial kurang terdeteksi pada populasi orang dewasa yang lebih muda,” kata peneliti seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (27/10).

Seorang ilmuwan yang berbasis di Shanghai, China yang mempelajari virus corona baru mengatakan bahwa penelitian tersebut memperdalam kekhawatirannya tentang kaum muda di Amerika Serikat. Dia menuturkan sangat tidak etis membiarkan anak muda terinfeksi untuk mendapatkan herd immunity.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases bulan ini melaporkan bahwa seorang pria berusia 25 tahun di Nevada, memiliki gejala yang jauh lebih buruk setelah tertular virus corona baru untuk kedua kalinya.

Peneliti dari Shanghai mengatakan bahwa mungkin ada lebih banyak kasus infeksi ulang, termasuk pada seorang perempuan berusia 30 tahun-an di Wisconsin yang diketahui peneliti secara pribadi. Dia menyebut ini sangat mengkhawatirkan lantaran bisa jadi menimbulkan ledakan infeksi ulang.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengklaim bahwa dokter dan rumah sakit di negara itu menggembungkan data, termasuk kematian terkait dengan virus corona baru untuk meningkatkan kepentingan mereka sendiri.

“Jika seseorang menderita kanker parah dan mereka mengidap Covid-19, kami melaporkannya. Dan Anda tahu dokter mendapatkan lebih banyak yang serta rumah sakit mendapatkan lebih banyak uang. Pikirkan insentif ini,” katanya dalam sebuah rapat umum akhir pekan lalu.

Faust mengatakan bahwa para dokter sangat marah atas tuduhan tak berdasar dari Trump tersebut. Namun demikian, mereka ingin menawarkan solusi lain yang berbasisi data. Mereka tidak ingin membalas bualan itu dengan tendensius lainnya.

Dia mengatakan bahwa pasien dengan usia lanjut dan berisiko lainnya beberapa ratus kali lebih mungkin meninggal akibat Covid-19 daripada populasi yang lebih muda. Oleh karenanya beban penyakit pada generasi muda menerima perhatian yang relatif lebih sedikit.

Scott Atlas, seorang ahli saraf dan penasihat ilmiah pandemi untuk White House mengatakan tidak ada masalah dengan orang muda yang terinfeksi, selama orang tua mereka tetap mendapatkan perawatan perlindungan yang baik.

Akan tetapi, sebuah studi dari para peneliti Inggris yang dirilis di medrxiv pada bulan ini, menemukan bahwa pasien dewasa muda yang tidak memiliki riwayat medis sebelumnya bisa mendapatkan masalah kesehatan jangka panjang setelah pulih dari Covid-19.

Dilaporkan lebih dari 70 pasien dewasa muda mengalami kerusakan ada satu atau lebih organ sekitar empat bulan setelah infeksi awal terjadi. Gejala yang bertahan lama itu termasuk kelelahan, nyeri otot, kesulitan bernapas, dan sakit kepala.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro