Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti dari Yale University, Board Institute of MIT, dan Harvard menyaring ratusan juta sel yang terpapar Covid-19 dan Mers, dan mengidentifikasi lusinan gen yang memungkinkan virus untuk bereplikasi di dalam tubuh.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Cell ini menyoroti peranan pro-virus dan anti-virus dari gen yang diharapkan bakal membingung para ilmuwan dalam pengembangan terapi atau pengobatan baru untuk memerangi pandemi Covid-19.
Para ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi bagaimana virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit pandemi, menempel dan menyerang sel. Akan tetapi, masih sedikit yang diketahui tentang mengapa beberapa sel lebih rentan terhadap infeksi.
Memahami genetika di balik kerentanan sel inang terhadap infeksi dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa orang yang terpapar virus mengalami sedikit atau tidak ada gejala sementara yang lainnya mengalami gejala yang sangat parah.
Dilansir dari Medical Xpress, Selasa (27/10) dalam penelitian itu, ilmuwan melakukan monitoring pada layar genom dari sel monyet hijau, yang lebih mungkin mati setelah terpapar SARS-CoV-2 daripada sel manusia yang biasa digunakan.
Metode yang digunakan untuk pertama kalinya memungkinkan peneliti melacak interaksi virus dan sel secara bersamaan. Layar itu mengkonfirmasi temuan sebelumnya bahwa gen ACE2 yang mengkode reseptor di permukaan sel telah mendorong infeksi dari virus corona baru.
Namun, skrining juga mengidentifikasi dua kompleks protein provirus baru dan satu protein lain yang tampaknya membantu mencegah infeksi. Mereka menemukan kompleks SWI/SNF dan HMGB1 terkait dengan peningkatan kematian sel setelah terjadinya infeksi.
Para peneliti kemudian memperkenalkan obat molekul kecil yang menghambat fungsi dua produk gen yang diidentifikasi. Mereka menemukan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup sel setelah infeksi di dalam pengujian lab.
Sebaliknya, kompleks histon H3, yang membantu mengatur ekspresi gen di dalam inti sel, tampaknya memberikan efek perlindungan. Selain itu, dapat menghambat kemampuan SARS-CoV-2 untuk menginfeksi dan membunuh sel.
Craig Yale, peneliti dari Yale University mengatakan bahwa sangat penting untuk memahami variasi yang luas dari tanggapan terhadap Covid-19, misalnya mengapa usia lanjut membuat orang lebih mungkin meninggal dunia.
"Kami telah mengidentifikasi gen proviral dan antivirus yang dapat membantu kami memprediksi siapa yang kemungkinan besar akan sakit parah dan jenis obat apa yang akan membantu atau merugikan dalam merawat pasien,” katanya.