Bisnis.com, JAKARTA - AstraZeneca menyatakan Pemerintah Inggris akan mulai peninjauan terhadap vaksin covid-19 buatannya yang bekerjasama dengan Universitas Oxford.
Peninjauan dilakukan karena saat ini Inggris bersiap untuk menyetujui suntikan pertama yang berhasil dari vaksin Covid-19 yang potensial secepat mungkin, untuk menekan penyebaran virus corona yang meluas.
"Kami mengonfirmasi tinjauan bergulir MHRA (Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan) terhadap potensi vaksin COVID-19 kami," kata juru bicara AstraZeneca, dilansir dari live.
Tinjauan itu memungkinkan regulator untuk melihat data klinis secara real time dan berdiskusi dengan perusahaan tentang uji coba yang sedang berlangsung dan proses manufaktur sehingga persetujuan dapat diberikan lebih cepat. Pendekatan ini dirancang untuk mempercepat akses ke obat dan vaksin bila ada kebutuhan kesehatan masyarakat.
Langkah tersebut mendukung rencana Inggris untuk berpotensi bergerak maju dari Uni Eropa dalam memberikan vaksin.
Pembuat obat Inggris itu mengatakan pada hari Senin vaksin eksperimental COVID-19-nya menghasilkan respons kekebalan pada orang dewasa tua dan muda. Vaksin itu juga memicu respons merugikan yang lebih rendah di antara orang tua, katanya.
Pekerjaan vaksin Oxford dimulai pada bulan Januari. Disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, vaksin vektor virus dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.
Dimulainya rolling review artinya panitia sudah mulai mengevaluasi data batch pertama vaksin yang bersumber dari studi laboratorium (data non klinis). Ini tidak berarti bahwa belum ada kesimpulan tentang keamanan dan efektivitas vaksin, karena banyak bukti yang masih harus diserahkan kepada panitia.
Vaksin COVID-19 AstraZeneca sedang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford. Sebelumnya, regulator obat Inggris memulai tinjauan yang dipercepat untuk vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan dari Pfizer Inc. dan AstraZeneca Plc, lapor Bloomberg.
AstraZeneca dan Pfizer adalah dua dari perusahaan pengembang vaksin yang sudah memasuki tahap uji coba fase 3. Perusahaan lainnya yakni Johnson & Johnson dan Moderna Inc. Kandidat vaksin mereka sedang dalam uji coba tahap akhir.
Sementara itu, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu, penguncian nasional baru di Inggris mungkin harus berlangsung lebih lama dari empat minggu yang direncanakan jika tingkat infeksi virus korona tidak turun cukup cepat, seorang menteri senior pemerintah mengatakan Minggu.
Penguncian yang diumumkan Sabtu oleh Perdana Menteri Boris Johnson akan berlangsung dari Kamis hingga 2 Desember. Johnson mengatakan itu diperlukan untuk menghentikan rumah sakit agar tidak kewalahan oleh pasien COVID-19 dalam beberapa minggu.
Inggris memiliki jumlah kematian akibat virus terburuk di Eropa, dengan lebih dari 46.500 meninggal, dan melampaui 1 juta kasus virus korona yang dikonfirmasi pada hari Sabtu pekan lalu.