Bisnis.com, JAKARTA -- Akhir-akhir ini, pasien positif virus Corona mengalami gejala anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman. Anosmia di saat pandemi Covid-19 sangat menjadi sorotan, dan sebetulnya tidak semua anosmia selalu Covid-19.
Hiposmia adalah berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Kondisi yang berhubungan dengan hiposmia adalah anosmia, yaitu suatu keadaan di mana tidak ada satu bau pun yang dapat dicium
Dokter Tri Hedianto, spesialis THT mengatakan bahwa untuk dapat mencium bau tertentu terdapat dua hal yang harus diketahui yakni tidak terdapat hambatan udara pada rongga hidung dan fungsi saraf penghidu baik.
Gangguan konduksi atau hantaran udara pada rongga hidup disebut anosmia konduksi, sementara gangguan sensorineural atau saraf penghidu (olfaktoria) disebut juga anosmia sensorineural.
“Penurunan fungsi penciuman akibat hantaran dapat diakibatkan karena penyakit pilek, rinosinusitis, polip hidung, tumor hidung, bahkan karena tulang hidung yang bengkok.
Penurunan fungsi saraf penciuman [olfaktori] juga tidak semata-mata karena Covid-19, faktor penyebab lainnya adalah trauma seperti kecelakaan, infeksi saluran pernapasan atas, penyakit bawaan lahir, bahkan karena keracunan bahan kimia,” tuturnya dalam edukasi kesehatan di Instagram @trihedianto, Selasa (10/11/2020).
Virus penyebab anosmia juga bukan hanya virus Covid-19, ada beberapa virus lain seperti rotavirus dan influenza yang dapat menyebabkan anosmia. “Namun, apabila kalian tiba-tiba mengalami anosmia di era pandemi sekarang, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter terdekat. Apabila belum melakukan pemeriksaan rapid test maupun PCR untuk Covid-19 wajib isolasi mandiri selama 7 hari,” katanya.