Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan di balik pengembangan vaksin virus corona dari Pfizer mengatakan bahwa dirinya yakin vaksin tersebut dapat mengakhiri pandemi Covid-19, yang telah menginfeksi puluhan juta orang dan telah menewaskan lebih dari 1 juta di seluruh dunia.
Harapan terkait vaksin makin menguat ketika perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa kandidat vaksin bersama mereka telah terbukti efektif lebih dari 90 persen dalam mencegah Covid-19 dalam uji klinis sementara.
CEO BioNTech Ugur Sahin mengatakan bahwa dia yakin produknya dapat melawan virus corona penyebab pandemi dan memulihkan aktivitas normal setelah hampir 1 tahun tragedi wabah global dan ketidakpastian kehidupan yang ditimbulkannya berlangsung.
Berbicara kepada The Guardian, Sahin mengatakan pertanyaan penting tentang apakah vaksin dapat menghentikan infeksi tanpa gejala hanya akan terjawab dengan mengumpulkan lebih banyak data tahun depan. Akan tetapi, hasil yang ada saat ini sudah melebihi harapan.
“Jika pertanyaannya adalah apakah kita dapat menghentikan pandemi dengan vaksin ini, maka jawaban saya adalah iya karena saya percaya perlindungan hanya dari infeksi simptomatik akan memiliki efek yang dramatis,” katanya, Jumat (13/11/2020).
Ahli imunologi kelahiran Turki itu menambahkan ada kemungkinan bahwa virus tidak benar-benar ditargetkan oleh vaksin dan menemukan jalannya masuk ke dalam sel hingga membuat orang sakit. Namun, mereka percaya bahwa vaksin dapat mengalahkan virus tersebut.
Sahin, yang bermigrasi ke Jerman ketika berusia 4 tahun itu mengakui bahwa dirinya merasa gugup tentang apakah produk yang dikembangkannya akan memicu respons yang cukup kuat dalam sistem kekebalan manusia.
Ketika hasilnya diumumkan pada awal pekan ini dan dinyatakan sangat baik, dia bersama istrinya Ozlem Tureci yang menjabat sebagai kepala petugas medis BioNTech merayakannya dengan secangkir teh, tetapi seolah beban berat menghilang dari pikirannya.
Diharapkan, dua suntikan vaksin dalam selang 3 minggu dapat membuat orang kebal terhadap virus corona hingga 1 tahun. Saat ini peneliti berencana untuk melihat apakah vaksin bekerja secara berbeda pad orang-orang dari kelompok etnis tertentu.
Analisis tentang apakah vaksin tersebut menawarkan tingkat perlindungan yang berbeda untuk orang-orang dari kelompok usia yang berbeda diharapkan rampung dalam waktu kurang dari sebulan.