Vaksin Covid-19 buatan Pfizer./Antara-Reuters
Health

Vaksin Corona Pfizer atau Moderna, Indonesia Pilih Mana?

Novita Sari Simamora
Kamis, 19 November 2020 - 13:53
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sepekan terakhir, dua perusahaan yang menciptakan vaksin virus corona (Covid-19) menyampaikan kabar baik tentang efektivitas vaksin Pfizer dan Moderna.

Dari kedua vaksin di atas, manakah yang lebih ampuh untuk mencegah penularan virus corona, sekaligus memutus pandemi Covid-19. Mari simak uji klinis tahap ketiga yang dilakukan peneliti.

Penentuan efektivitas vaksin corona dinilai dari uji klinis tahap ketiga. Tahap ketiga dari uji coba vaksin harus melibatkan ribuan orang dari berbagai latar belakang. Semakin banyak jumlah relawan yang dilibatkan, maka akan semakin bagus.

Mengutip dari Aljazeera, perusahaan asal Amerika Serikat, Pfizer yang menggandeng perusahaan asal Jerman, BioNTech, telah  melibatkan 44.000 orang dalam uji klinis vaksin virus corona. Sementara itu, vaksin Covid-19 Moderna melibatkan 30.000 orang dalam uji klinis tahap ketiga.

“Cara kerjanya, separuh peserta diberi vaksin virus corona, sedangkan separuh lainnya disuntik plasebo, biasanya larutan garam. Baik relawan maupun administrator tidak tahu siapa yang mendapatkan apa,”kata Soumya Swaminathan, wakil direktur jenderal Program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam uji coba Pfizer-BioNTech, hasil didasarkan pada 170 kasus Covid-19. Dari jumlah tersebut, delapan peserta sebelumnya telah diberikan vaksin, sedangkan relawan lainnya telah menerima plasebo. Artinya, vaksin mencegah 95 persen kasus.

Pada sepekan silam, Pfizer Inc. dan BioNTech SE dengan efektivitas hingga 90 persen dalam analisis sementara. Sedangkan, Moderna mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 yang diciptakan memiliki efektivitas hingga 94,5 persen dalam analisis awal dari uji klinis tahap akhir.

Di sisi lain, Moderna melakukan analisis sementara setelah 95 kasus terkonfirmasi dari infeksi virus korona; hanya lima dari mereka yang telah diberi vaksin.

Pandemi telah menjadi situasi darurat, maka vaksin mendapatkan izin penggunaan darurat. Namun, regulator seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Badan Obat Eropa belum memberikan izin penggunaan vaksin secara resmi. Jadi Indonesia pilih vaksin yang mana?

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro