Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada seluruh perempuan di Indonesia agar tidak cepat menyerah terhadap cita-cita dan segala rencana kegiatan.
"Jangan cepat menyerah, karena kalau perempuan menyerah adalah hal yang dianggap wajar. Jadi jangan cepat menyerah," ungkapnya seperti dikutip dari Instagram, Senin (21/12/2020).
Sri Mulyani lahir di Bandar Lampung dan menjadi perempuan Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia sekarang mengembang jabatan sebagai Menteri Keuangan sejak Juli 2016 pada pada Presiden Joko Widodo.
Sri Mulyani adalah anak seorang dosen. Dia juga mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada 1986. Dia berpesan kepada setiap perempuan Indonesia untuk selalu mengejar cita-cita.
"Jangan cepat menyerah untuk cita-cita, kegiatan atau apapun saja rencana yang akan kalian lakukan, itu yang disebut resiliensi atau daya tahan dan daya juang," ungkapnya.
Dia juga tak menampik bahwa perempuan memiliki lebih banyak tantangan dari lingkungan, tantangan yang luar biasa dimulai dari sisi normal, keluarga hingga lingkungan sosial. Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi daring menjadi Principal Mentor pada Girls Leadership Class.
Sri Mulyani mengatakan bahwa menjadi pemimpin, terlebih lagi perempuan, tidaklah mudah. Di dalam perjalanan hidup, pemimpin perempuan akan banyak diuji. Bisa jadi apa yang kalian rencanakan atau cita-citakan tidak sesuai dan kalian akan dihadapkan pada seribu alasan untuk menyerah.
“Ketahuilah bahwa mengalami kegagalan itu hal biasa. Tapi yang membedakan kualitas seseorang, apakah dia pemenang atau pecundang, adalah sikap dalam menghadapi kegagalan tersebut. Seorang pemenang akan memiliki daya tahan dan determinasi tinggi untuk tidak menyerah dan membiarkan cita-citanya layu.”
Karenanya janganlah mudah menyerah sebab gagal pertama tidak berarti gagal selamanya. Teruslah berusaha meraih cita-cita sekalipun kita sudah pernah gagal sebelumnya.
“Di dalam membangun leadership, yang pertama harus dimiliki adalah kemampuan memimpin diri sendiri, sebelum memimpin orang lain. Pemimpin juga harus punya kualitas kompetensi, kepekaan emosi, dan jiwa empati. Jangan pernah berhenti belajar termasuk beradaptasi dengan teknologi.”
