Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa pandemi virus corona telah memunculkan super gonore atau manusia bisa menjadi kebal obat.
Kebal obat tersebut terjadi pada obat-obat yang direkomendasikan oleh dokter seperti azitromisin, yang telah meningkat penggunaannya selama pandemi virus corona. Selain itu, temuan juga mendapati adanya penggunaan antibiotik secara berlebihan.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan setelah pandemi Covid-19 atau virus corona telah menyebabkan peningkatan kasus 'super gonore' yang bahkan mungkin tidak dapat disembuhkan.
Gonore adalah kondisi bakteri yang disebabkan oleh bakteri menular seksual yang menyerang pria dan wanita. Pakar kesehatan khawatir bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat membuat infeksi virus corona tidak dapat diobati.
"Untuk pengobatan yang lebih luas, muncul tingkat resistensi tinggi terhadap pengobatan yang direkomendasikan saat ini untuk gonore (ceftriaxone dan azithromycin) termasuk resistensi terhadap penisilin, sulfonamid, tetrasiklin, fluoroquinolones, makrolida," ungkap petugas medis WHO, Teodora Wi seperti dikutip dari Business Today, Selasa(29/12/2020)..
"Gonore atau kekebalan terhadap obat telah dilaporkan oleh beberapa negara, termasuk Prancis, Jepang, dan Spanyol, dan tahun ini juga di Inggris dan Australia," tambahnya.
“Obat baru untuk gonore sangat dibutuhkan karena orang yang terinfeksi akan menginfeksi orang lain dan mempercepat resistensi mikroba," kata Kevin Cox, ketua eksekutif dari startup Biotaspheric Limited yang berbasis di Inggris.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan kasus gonore telah meningkat 63% sejak 2014. Ini memperingatkan bahwa ini mungkin "memfasilitasi penularan virus imunodefisiensi manusia (HIV)."
Di Eropa, Inggris Raya memiliki tingkat gonore tertinggi dan kemungkinan ada lebih dari 420.000 kasus baru setiap tahun pada tahun 2030.