Bisnis.com, JAKARTA – Isolasi mandiri bertujuan mencegah penularan virus Covid-19 kepada orang lain. Oleh karena itu, tindakan penting ini harus dilakukan dengan cara yang benar.
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat (22/1/2021). isolasi mandiri adalah memisahkan orang yang sakit dengan gejala Covid-19 guna mencegah penularan.
Dengan demikian isolasi mandiri dapat dilakukan meskipun hasil tes Covid-19 belum ada. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah batuk dan demam.
Baca Juga : Cara Mengobati Gejala Covid-19 di Rumah |
---|
Isolasi mandiri dilakukan secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan.
Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, gejala demam tidak boleh diabaikan. Segeralah cari pertolongan medis. Namun jangan lupakan protokol kesehatan bila hendak ke luar rumah.
Adapun jika kediaman Anda memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri, berikut panduan WHO terkait isolasi mandiri:
- JIsolasi mandiri dilakukan oleh orang yang diduga Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Anda harus memastikan tidak memerlukan pertolongan medis bila hendak melakukan isolasi mandiri.
- Sediakan kamar besar dengan sirkulasi udara yang baik. Akan sangat baik bila kamar tersebut dilengkapi toilet.
- Apabila tidak memungkinkan, pisahkan tempat tidur yang memiliki gejala dengan jarak minimal 1 meter.
- Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, termasuk anggota keluarga.
- Observasi mandiri wajib dilakukan dalam menjalani isolasi mandiri.
- Isolasi mandiri dilakukan selama 14 hari meskipun dalam peridode tersebut Anda telah merasa sehat.
- Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan.
- Tetap positif dan semangat, salah satunya dengan cara tetap menjaga silahturahmi dengan orang-orang tercinta melalui telepon atau media online.
- Tetap rutin berolahraga di rumah.