Bisnis.com, JAKARTA - Para wanita penting untuk selalu mencegah terjadinya kanker, tak terkecuali kanker mulut rahim (serviks).
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Gatot N.A. Winarno mengatakan setidaknya ada 3 langkah yang bisa dilakukan wanita agar virus HPV, virus penyebab kanker serviks, tidak berkembang di organ intim dan mencetuskan kanker.
Pertama yakni pencegahan primer melalui edukasi dan vaksin. Untuk vaksin bisa diberikan usia kurang dari 9 tahun untuk laki-laki dan perempuan. Sangat efektif jika diberikan sebelum hubungan seksual. Adapun vaksin yang ada saat ini dapat melindungi dari HPV risiko tinggi subtipe 16 dan 18, serta risiko rendah subtipe 6 dan 11.
Namun Gatot menyebut vaksin saja tidak cukup. Wanita harus menerapkan gaya hidup sehat, rajin melakukan deteksi dini. "Vaksin tidak mencegah 100%," ujarnya baru-baru ini.
Kemudian pencegahan sekunder atau deteksi dini dengan inspeksi visual asam asetat (IVA), papsmear, dan tes HPV. Deteksi dini dengan IVA kata Gatot sangat sederhana dan murah karena hanya butuh asam cuka. Namun, hal ini harus dilakukan petugas medis yang sudah ahli untuk menginterpretasikan hasilnya.
Sementara melalui papsmear, bisa dilihat perubahan sel normal, pra kanker, dan kanker. Metode ini memiliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada IVA dan hanya bisa dilakukan dokter spesialis patologi anatomi untuk menilai. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan papsmear dilakukan 3 tahun sekali.
"Papsmear untuk melihat lesi prakanker. Apakah derajat rendah atau tinggi," tegasnya.
Sedangkan tes HPV DNA, menjadi tes yang paling sensitif karena bisa menetapkan risiko sejak awal infeksi. Dikerjakan dengan metode PCR sehingga hasil lebih akurat dan dapat menentukan subtipe HPV DNA. "Tes HPV DNA untuk melihat adakah infeksi HPV yang menetap dan berpotensi menyebabkan kanker serviks," tutur Gatot.