Ilustrasi/Reuters
Travel

Paspor Vaksin Covid-19, Perlu atau Tidak?

Yudi Supriyanto
Selasa, 9 Februari 2021 - 17:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Bebas Covid-19 merupakan syarat utama pelancong bisa melakukan perjalanan, dan hampir semua negara atau wilayah menerapkan syarat ini. Kondisi ini membuat ide paspor vaksin perlu diadakan.

Dilansir dari Bloomberg, terdapat sejumlah perusahaan swasta, organisasi, dan pemerintah yang mendukung atau mencoba membuat paspor vaksin yang bisa digunakan ketika seseorang melakukan perjalanan ke suatu tempat.

Dengan dukungan keuangan dari Innovate UK, perusahan teknologi Mvine dan iProov telah mulai menguji langsung paspor imunitas dan vaksinasi Covid-19 yang dirancang agar kompatibel dengan pendekatan berjenjang Inggris untuk mengelola krisis kesehatan.

Terkait hal tersebut, Forum Ekonomi Dunia dan Proyek Commons, bersama dengan Rockefeller Foundation mengungkapkan bahwa mereka telah mengumpulkan lebih dari 350 pemimpin sektor publik dan swasta dari 52 negara untuk menciptakan platform teknologi yang disebut CommonPass.

Platform ini bertujuan memberikan orang cara yang aman dan dapat diverifikasi untuk mendokumentasikan status kesehatan mereka saat bepergian dan melintasi perbatasan.

Paspor atau sertifikat vaksin dapat digunakan sebagai cara untuk melonggarkan aturan saat ini yang melarang pelancong tertentu, mengharuskan penumpang yang datang memiliki hasil negatif ketika dites dan memaksa melakukan karantika di tempat tujuan.

Sementara itu, paspor vaksin juga berarti menghalangi mayoritas perjalanan orang di dunia lantaran banyak orang di dunia tidak memiliki akses terhadap vaksin Covid-19.

Beberapa orang khawatir paspor ini dapat menciptakan elit global yang divaksinasi sambil memperburuk ketidaksetaraan dan menciptakan kelas bawah yang dapat ditolak layanannya dan dicegah melintasi perbatasan.

Virus ini telah terbukti memengaruhi orang kulit berwarna secara tidak proporsional di negara maju dan orang di negara berkembang yang bekerja tanpa kontrak formal.

Beberapa akademisi bahkan pernah berpendapat bahwa paspor vaksin berisiko memperburuk diskriminasi berdasarkan ras, kebangsaan, atau akses ke ponsel cerdas.

Ide untuk membuat paspor vaksin berangkat dari kondisi terkini, yakni banyak negar dan maskapai penerbagan memerlukan bukti bahwa pelancong internasional tidak terinfeksi Covid-19. Namun, aturan terkait ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Tidak hanya itu, sejauh ini juga tidak ada persyaratan sistematis untuk divaksinasi. Gagasan tentang paspor vaksin adalah membuat versi terbaru dari apa yang disebut kartu kuning atau lebih dikenal sebagai sertifikat vaksinasi atau Profilaksis Internasional.

Kartu kuning ini adalah sebuah kartu yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mendokumentasikan inokulasi individu yang lalu-lalu.

Mengingat prevalensi, penularan, dan kehancuran Covid-19, banyak yang menyarankan perlunya rekaman yang lebih modern, digital, dan aman. Idealnya, dokumentasi ini akan memberikan bukti status vaksinasi dan mendokumentasikan hasil tes terbaru, dan dapat meyakinkan perbatasan dan melindungi sesama pelancong.

Margaret Harris, Juru Bicara WHO, mengungkapkan bahwa permintaan bukti bebas Covid-19 dalam bentuk kertas telah membuat sertifikat vaksin dipalsukan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro