Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia perlu meningkatkan sekuensing (pengurutan) terhadap genom atau materi genetika dari virus corona.
Pasalnya kata ahli genomika molekuler Riza Putranto, kunci dari kesuksesan surveilans genomika adalah jumlah genom mengejar jumlah kasusnya agar tidak dapat mewakili variabilitas varian SARS-CoV-2 di negara tersebut.
Dia menyebut nilai jumlah genom yang mewakili jumlah kasus adalah kurang lebih 0,05%. "Nilai ideal adalah 1%," tulisnya dalam Instagram dikutip Bisnis, Selasa (16/2/2021).
Secara statistik, kemampuan surveilans Kamboja dan Vietnam katanya tergolong baik bahkan lebih baik dari United Kingdom dan Jepang. "Indonesia berada di peringkat ke-7 se-ASEAn dalam surveilans," tuturnya.
Indonesia hingga kini mencatat 394 genom dengan 1,2 juta kasus. Dengan demikian didapati nilai jumlah genom yang mewakili jumlah kasus sebanyak 0,03 persen atau jauh dari nilai ideal.
Di sisi lain, Riza menilai Indonesia perlu mengikuti strategi Filipina. Dengan jumlah genom terbatas yakni 35 dan 550.860 kasus, negara tersebut katanya mampu menemukan varian baru B.1.1.7 dengan strategi surveilans terfokus pada kasus positif impor.
Dia melanjutkan peringkat 3,5, 7, dan 10 sekalipun bukan hal yang menjadi fokus perhatian, Kenapa? karena strategi surveilans yang cerdik seperti Filipinadapat membanutu surveilans menyasar target yang diinginkan.
"Jumlah harus meningkat namun dibarengi strategi yang pas akan jauh lebih efisien," tandasnya.