Bisnis.com, JAKARTA - Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai. Tapi masih banyak pertanyaan tentang vaksin yang muncul, salah satunya adalah tentang efek samping yang ditimbulkan dari suntikan vaksin.
Sebuah penelitian di Australia yang meneliti kekhawatiran tentang vaksin Covid-19, sekitar 10 persen orang yang disurvei mengutip potensi efek samping sebagai alasan untuk tidak menerima vaksin.
Amir Khan, dokter di National Health Service dan pengajar senior di University of Leeds School of Medicine mengatakan ada banyak kelompok orang yang khawatir tentang efek samping ini.
Baca Juga Kenali 7 Gejala Baru Virus Corona |
---|
Dia menyatakan bahwa efek samping kecil setelah mendapatkan suntikan vaksin adalah hal yang umum dan hal yang sama berlaku untuk vaksin virus corona baru ini.
Sebuah penelitian terhadap 40.000 petugas kesehatan yang telah menerima vaksin Pfizer menemukan bahwa satu dari tiga orang melaporkan efek samping ringan.
Tidak ada efek samping serius yang ditemukan. Adapun, efek samping paling umum yang telah dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan, demam ringan, menggigil, sakit kepala, kelelahan dan nyeri otot.
Baca Juga Kenali 4 Gejala Long Covid-19 pada Anak |
---|
Akan tetapi, katanya, efek ini cenderung tidak bertahan lama dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan baik terhadap vaksin.
Dia melanjutkan bahwa gejala tersebut bukan merupakan indikasi infeksi virus corona karena vaktin tidak mengandung virus Covid-19, sehingga orang tidak dapat tertular ketika menerimanya.
"Justru sebaliknya, vaksin mengandung potongan kecil materi genetik yang mengajari tubuh cara melawan virus corona, jika nanti Anda bersentuhan dengan virus itu," katanya seperti dikutip Aljazeera, Rabu (24/2).
Ketika disuntik dengan vaksin, sistem kekebalan diharapkan mengenali bahwa apa yang disuntikkan adalah hal asing dan mencoba melawannya. Ketika melakukan ini sitokin merespons dan memberi sinyal.
Saat kadar sitokin meningkat, mereka juga memiliki efek peradangan ringan pada pembuluh darah dan jaringan. Ini menyebabkan respons seperti suhu, nyeri otot, dan kedinginan.
Diduga bahwa orang yang lebih muda lebih mungkin melaporkan efek samping dari vaksin bila dibandingkan dengan orang yang lebih tua karena mereka memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat.
Oleh karena itu, jika tidak ada efek samping, bisa jadi berarti sistem kekebalan tidak berfungsi. Tapi perlu diingat sistem kekebalan orang sangat bervariasi, tidak mungkin menghubungkan tingkat keparahan efek samping dengan efisiensi kekebalan tubuh.
Sebuah studi lain menemukan orang lebih mungkin menderita efek samping dari vaksin jika sudah pernah terkena virus corona. Sekitar 33 persen orang dalam kelompok ini melaporkan efek samping seperti kelelahan, sakit kepala, dan menggigil.
Para peneliti menyarankan ini mungkin efek dari respon kekebalan yang menguntungkan di antara kelompok yang sudah pernah menderita Covid-19, tapi mereka menekankan perlunya penelitian lebih lanjut.
"Para dokter percaya bahwa efek samping ringan adalah harga yang harus dibayar untuk melindungi diri dan orang yang dicintai dari penyakit mematikan ini," katanya.